Menteri Hanif: Mengaji ke Kiai, Jangan ke Mbah Google

Selasa, 13 Maret 2018 – 15:51 WIB
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri meresmikan pendirian masjid Abdurrahman Wahid di lingkungan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Ketenagakerjaan di Kampung Makassar, Jakarta Timur. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri meresmikan pendirian masjid Abdurrahman Wahid di lingkungan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Ketenagakerjaan di kawasan Kampung Makassar, Jakarta Timur.

Menteri Hanif berharap agar seluruh pegawai Kemnaker, peserta Diklat maupun masyarakat muslim sekitar Pusdiklat bisa ikut memakmurkan Masjid Abdurrahman Wahid.

BACA JUGA: Begini Pesan Khusus Menaker Hanif untuk CPNS Kemnaker

Masjid Abdurrahman Wahid juga diharapkan bisa menjadi media atau sarana untuk menyemai pandangan Islam yang moderat, damai, sejuk, rahmatan lil alamin (Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta) dan bukan menjadi tempat untuk provokasi atau aneh-aneh.

“Masjid menjadi tempat pemersatu bagi gairah masyarakat sedang bersemangat belajar agama untuk membangun sesuatu yang positif bagi kehidupan beragama dan bernegara, “ kata Menteri Hanif saat menyampaikan arahan peresmian pembangunan Masjid Abdurrahman Wahid di Pusdiklat Kemnaker, Jakarta Timur, Selasa (13/3).

BACA JUGA: Mantan Napi Teroris Ditawari Pelatihan Wirausaha Produktif

Menurut Menteri Hanif, dengan adanya Masjid di lingkungan Pusdiklat, maka pegawai Kemnaker, peserta diklat maupun masyarakat muslim sekitar Pusdiklat tidak lagi kesulitan mencari tempat ibadah untuk menjalankan ibadah baik sholat lima waktu maupun sholat Jumat.

Menteri Hanif juga berharap, adanya masjid Abdurrahman Wahid ini bisa digunakan untuk mengaji mengingat saat ini bagi masyarakat Jakarta, mengaji merupakan barang mewah.

BACA JUGA: Kemnaker Tetapkan 2 Kawasan Industri ZBPA di Banten

Sempitnya waktu masyarakat Jakarta untuk mengaji kepada Kiai, akhirnya banyak masyarakat yang mengaji melalui Google.

“Kalau ngaji ke Mbah Google, kirim Al-Fatehah, bisa nyampai ga? Alamatnya menjadi tidak jelas. Akhirnya membuat pemahaman kita terhadap agama menjadi macem-macem. Karena itu kalau ngaji benar-benar dan masjid ini bisa jadi sarana selain ibadah sholat dan Jumatan, bisa digunakan untuk mengaji oleh pegawai dan masyarakat sekitar, “ katanya.

Menteri Hanif berpesan jika bicara soal NKRI, Pancasila atau Kebangsaan yakinlah itu sudah bagian dengan Islam, jadi tidak perlu dipertentangkan lagi.

“Jadi enaknya kalau kita dengan Islam moderat dan toleran, saya bisa menjadi orang Jawa sekaligus orang Islam yang baik. Jadi bisa menjadi orang Islam dan Indonesia yang baik. Antara kesukuan dengan Ke-Islaman tidak dipertentangkan. Pancasila dan NKRI sudah selesai. Itu sudah diajarkan pendahulu atau ulama kita,“ kata Menteri Hanif.

Sementara Sekjen Kemnaker Hery Sudharmanto mengatakan, dalam pembangunan Masjid di Pusdiklat bertujuan untuk membantu dan memudahkan seluruh peserta Diklat Naker dan masyarakat setempat di Kampung Makassar. Sebab masyarakat di sekitar Pusdiklat, hingga saat ini masih mengalami kekurangan sarana ibadah.

Masjid yang berada di tengah-tengah lingkungan Pusdiklat berukuran 15x19 meter, dua lantai dan dapat menampung 370 jemaah, pembangunannya akan memakan waktu selama empat bulan (Maret-Juni).

“Kami berharap masjid Abdurrahman Wahid ini bisa segera operasi dan dapat dimanfaatkan masyarakat dan khususnya peserta diklat yang sangat membutuhkannya, “ kata Sekjen Hery.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perguruan Tinggi Harus Antisipasi Dampak Revolusi Digital


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler