jpnn.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menilai efisiensi sangat penting, untuk memastikan penyelenggaraan jaringan internet broadband berjalan dengan baik.
"Saya bilang efisien, karena komponen biaya akan menjadi penting dan signifikan di dalam transformasi digital dan ekonomi digital nasional yang sedang bertumbuh."
BACA JUGA: Keren, Dua Gim Lokal Dipertandingkan di Ajang Piala Presiden Esports 2021
"Dengan makin efisien jaringan broadband, maka akan makin efisien tata kelola komunikasi dan digital di Indonesia,” ujar Johnny pada Musyawarah Nasional Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (3/11).
Menteri Johnny juga menyebut Kemenkominfo meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghasilkan kebijakan yang ramah guna mendukung pemerataan pembangunan infrastruktur teknologi informasi komunikasi (TIK) serta peningkatan perekonomian masyarakat.
BACA JUGA: Anggota DPR RI Ikut Menyoroti Kasus Tewasnya Warga Desa Toruakat, Begini Komentarnya
“Saya berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah ramah terhadap penggelaran fiber optik atau penggelaran teknologi informasi dan komunikasi."
"Karena itu akan menjadi backbone dan investasi jangka panjang yang akan memberi dampak turunan secara luas bagi perekonomian dan aktivitas masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya.
BACA JUGA: Usulan Anggaran Pilgub Jabar Besar Sekali, Disebut Tak Masuk Akal
Menkominfo menyatakan kabel serat optik sebagai komponen utama jaringan broadband memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas layanan jaringan internet kepada masyarakat.
Meski demikian, berdasarkan data dari World Bank 2021, layanan fixed broadband melalui fiber-to-the-home di Indonesia saat ini baru menyentuh 4 persen dari total populasi.
“Upside risk-nya masih sangat besar, untuk itu kepada seluruh penyelenggara jaringan telekomunikasi agar segera mengambil langkah-langkah dalam rangka efisiensi dan produktivitas kemanfaatan dan penggunaan jaringan fiber optik, termasuk dari sisi manajemen, keputusan investasi dan operasional,” katanya.
Menurut Menteri Johnny, besaran tarif layanan fixed broadband belum terjangkau oleh seluruh masyarakat.
Sesuai dengan fungsi dari Capex (capital expenditure) dan Opex (operational expenditure), kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi salah satu penentu biaya operasional layanan fixed broadband.
“Dengan rendahnya penetrasi layanan fixed broadband serta tingginya biaya operasional di Indonesia sebagai akibat dari negara dalam jangkauan yang luas, sebuah negara kepulauan, tarif layanan menjadi mahal sehingga hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu, secara khusus menengah-atas,” katanya.
Oleh karena itu, Menkominfo menyatakan pemerintah sedang mendorong konsolidasi dalam industri telekomunikasi.
Langkah itu ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas agar daya saing dalam negeri, regional maupun tingkat global akan makin baik.
Dalam pembukaan Munas APJATEL kali ini, Menteri Johnny menyebut sebuah keniscayaan transformasi digital bakal mengubah secara fundamental cara bekerja, bersekolah, bertransaksi dan bersosialisasi dari physical space secara offline ke digital space secara online, secara khusus di saat pandemi COVID-19.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang