Menteri Koordinator Cukup Tiga

Sabtu, 08 November 2008 – 22:33 WIB
Marwah Daud Ibrahim. Foto Yusuf Said

PANGGUNG politik menjelang pilpres 2009 mendatang semakin semarakSejumlah tokoh dari berbagai kalangan bermunculan

BACA JUGA: Agus Condro Jadi Pahlawan

Dari yang mengklaim diri generasi muda, sampai tokoh perempuan
Belum hilang ingatan keputusan Sri Sultan Hamengkubuwono IX menegaskan diri siap maju sebagai Capres, muncul lagi tokoh Golkar lainnya, Marwah Daud Ibrahim, yang bersikap sama, siap bertarung berebut simpati rakyat

BACA JUGA: Parpol Jadi Ajang Korupsi

Marwah saat berbincang dengan wartawan Fajar Yusuf Said, di PPPPTK Bahasa, Srengseng Sawah Lenteng Agung Jakarta, Sabtu 8 November, membeberkan tekadnya, memberi Indonesia harapan penyangga peradaban di 2045 mendatang;

*Mendengar Anda mendeklarasikan diri sebagai Capres, cukup mengejutkan
Tapi, banyak pula yang beranggapan langkah tersebut sebagai manuver politik belaka

BACA JUGA: Eksekusi Trio Bomber Bali Tertunda Hujan

Tanggapan Anda?

+Ini sungguhan dan sangat seriusSebenarnya, teman-teman sudah lama mengusulkan iniJadi saya berani tegaskan maju pun itu bukan personifikasi diri sayaLebih jauh, ini sepertinya sudah menjadi panggilan generasi atau panggilan takdirMungkin, ini proses untuk mewujudkan impian-impian saya ituSaya teringat perkataan teman yang menegaskan mereka yakin betul dengan visi yang saya usungTapi mereka sepertinya tidak yakin kalau bukan saya yang melaksanakannyaMakanya, mereka serempak datang dari Aceh, Papua, Medan, Bondowoso, bahkan Jawa Timur, semuanya dengan biaya sendiri.

*Apa yang mendorong Anda ingin maju sebagai presiden?
+MaafKalau saya ditanya, mau atau tidak jadi presiden, saya pasti menjawab tidak mauTapi kalau ditanya siapkah saya menjadi presiden, maka jawaban saya tentu saja siapAda filosopi yang saya fahami dan tidak banyak difahami oleh orang lain.

*Apa bedanya mau dengan siap?
+Bedanya sangat jelasSaya mau, beda dengan saya siapContohnya, ke tokoKarena saya yang mau ke toko, maka sayalah yang mau beli tas, mau beli segalanyaMaka saya pulalah yang harus menyiapkan segalanya untuk menutupi keinginan saya ituTapi kalau saya disuruh oleh siapa saja, atau misalnya orang tua saya untuk ke toko, maka berapapun yang saya akan beli di sana, tentu tidak sulit karena semuanya sudah disiapkanSaya hanya diminta kesiapan membeli semua ituDisitulah bedanyaSama juga jika saya mengatakan saya mau terbangkan pesawatTapi, pertanyaannya, apakah saya siap? Belum tentu, karena saya tidak pernah diajari untuk menerbangkan pesawatInilah filosofi kesiapan saya maju jadi capresKalau soal mau, atau tidak, jangankan jadi presiden, jadi camat saja mungkin saya tidak mauTapi kalau ditanya apakah saya siap jadi camat, maka jangankan camat, jadi presiden saja saya siapBegitu yang bisa saya sebut garis takdir yang menurut juga saya juga dialami oleh Obama.

*Realitas politk tidak bisa dinafikanBisa Ibu gambarkan, kekuatan politik apa yang berada di balik keputusan Ibu siap menjadi Capres?

+RakyatRakyat berada di belakang sayaSebenarnya, persiapan launching Capres saya, tidak begitu sempurnaDirancang selama tiga minggu setelah sebelumnya dibahas di Menara Kadin, dalam pertemuan dengan Dewan Integritas Bangsa(DIB)Rencananya hanya launching tiga kegiatan saya yaitu Nusantara Jaya 2045, Pelatihan Mengelola Hidup Menata Masa Depan (MHMMD), dan Perhimpunan Masyarakat DesaTapi kemudian, beberapa tokoh yang diantaranya anak muda yang berasal dari delapan OKP berbagai agama, setuju dan sepakat bersama seniornya untuk mencari siapa yang bisa bertanggungjawabMereka pun menyebutkan saya adalah salah satu yang diharapkan mewakili merekaAkhirnya, jadilahTerkait tanggal, tiba-tiba saja ditetapkan 5 November yang ternyata bertepatan dengan pilpres AmerikaSyukurlah ternyata sangat dimudahkan TuhanIni  luar biasa.

*Apakah cukup dengan kekuatan itu?

+Sekali lagi, rakyat ada di belakang sayaDan, jangan lupa, Barrack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika, yang kebetulan bertepatan dengan tanggal deklarasi saya, sepertinya juga menang karena kekuatan ituAda canda, bahwa presiden Amerika yang terpilih adalah orang Amerika yang pernah tinggal di Ibukota jakartaSebaliknya, saya juga disebut sebagai salah satu calon yang pernah tinggal di Ibukota Amerika, (Washington DC)Meskipun ini kebetulan, tapi kadang-kadang kita memang harus cerdik untuk membaca tanda-tanda zamanSaya banyak mengalami kejutan hidup yang menandakan saya memang banyak diberikan kelebihan nikmat oleh AllahMisalnya, ternyata sekarang saya sudah mencapai tujuh belasan tahun di DPRSaya yang dilahirkan di desa kecil, tapi berhasil sekolah di Ibukotanya AmerikaIni mungkin semuanya agar supaya saya bisa melihat dengan lebih jelas jalan menuju kepemimpinanBelum lagi, saya yang perempuan, tapi ternyata bisa hidup di dunia laki-lakiInilah yang saya syukuri dan mudah-mudahan selanjutnya yang terbaik diberikan oleh Allah.


*Tujuh belasan tahun mendapat kesempatan duduk di legislatif cukup menyenangkanApa saja yang sudah Anda berikan untuk Bangsa selama itu?
+Saya ikut andil dalam memasukkan kuota perempuan 30 persen dalam UU politikRealita yang mengemuka bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh duniaSaya sempat mengikuti pembahasan masalah ini di New York dan MoskowMenurut saya, sebaiknya ini  bukan hanya di pusat, tapi juga harus terimplementasi di daerahKarena terbukti, negara dengan kehadiran parlemen perempuan yang lebih banyak, juga cukup makmur dan lebih menyeimbangkan keberpihakan regulasi terhadap perempuanSaya tidak perlu menyebut menyeluruhnyaTapi yang saya perlu tegaskan, sebenarnya jabatan politik itu hanya biasa-biasa saja di mata sayaMalah sebaliknya, yang sangat saya banggakan adalah jabatan saya sebagai manusiaSaya merasa paling terhormat sebagai manusiaDan, ketika kita menjalankan tugas kemanusiaan kita dengan baik, maka selalu saja bisa memberikan kontribusi pada peradabanContohnya, lihat perbedaan antara Margareth Teacher dengan Bunda TheresiaKeduanya hidup di zaman yang sama, namun menjalankan tugasnya yang berbedaBunda Theresia mengurusi anak kusta di pinggir Calcuta, sementara Margareth Teacher mengurusi kepala negaraJadi saya pikir sama saja.

*Sebenarnya, harapan apa yang ingin Anda tawarkan kepada Indonesia melalui kesiapan maju sebagai Capres?
+Saya juga sudah melaunching program Nusantara Jaya 2045Ini adalah gagasan visi di mana saya meyakini betul, jika kita sanggup menyatukan visi, maka bangsa ini bisa bangkitSaya memetik pelajaran berharga dari KoreaSaya bertanya pada sejumlah pimpinan Korea, terkait sebab kemajuan pesat yang mereka alami atau kemakmuranSalah satu jawaban itu bahwa mereka harus memiliki satu leadership yang kuatLeadership yang bisa dari militer atau sipil, perempuan atau laki-laki, senior atau juniorNamun, harus punya visi jauh ke depan, sangat fokus, dan semakin hari-semakin mampu mengikat kebersamaan bangsa menuju visi ituDulu, seperti Bung karnoAwalnya, hanya keinginan bahwa negara ini harus merdekaSama dengan Mahathir yang mengantar Malaysia dengan visi Malaysia 2020.
Memang saya menilai Indonesia bisa bangkit menyangga peradaban dunia pada 2045Banyak yang mengatakan mengapa terlalu jauh, saya jawab tentu saja lama karena yang mau dibangun ini adalah peradaban yang lahir dari generasi yang kuat dan sudah disiapkan sejak diniBukan hanya kekuatan politik belaka.

*Gagasan yang terkandung dalam Nusantara Jaya 2045 yang mematok target Indonesia menjadi penyangga peradaban dunia tahun 2045 seperti apa?
+Yang pertama, adalah peningkatan kualitas SDM manusia IndonesiaArtinya, dari usai dini anak semuanya sudah mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang bagus dengan kualitas prima, sehingga ketika berusia 30 tahun, dari sisi segalanya mampu bersaing atau qualifiedYang kedua pengelolaan sumber daya alam (SDA) sebaik-baiknya, seadil-adilnya, untuk kemakmuran rakyat Indonesia dan lesatri untuk generasi selanjutnyaYang ketiga adalah sumber daya pendukngSumber ini mencakup keuanganSekarang coba lihat, seluruh kantor pusat Bank ada di JakartaSeharusnhya, bisa dipecahBisa dibagiMisalnya Bank Mandiri, cukup menangani Indonesia di satu zonaBegitupun BNI di sona lainnyaSaya mencoba membagi Indonesia menjadi Zona Barat Zona Tengah dan Zona TimurZona Barat mencakup Sumatera, Jabar, Banten, dan  DKITengah mencakup seluruh Kalimantan masuk Jawa Timur, Jogja, BaliDan zona Timur, masuk Sulawesi enam provinsi, tambah NTT dan NTB, Maluku Utara dan Maluku, Papua dan Papua BaratTiga zona ini, seharusnya mendapat perhatian dan pembagian.

Sejauh ini, pengelolaan SDA kita di mata Anda seperti apa?
Sangat lemah menurut sayaKita belum memetakan keunggulan lokal kita dengan baikPemetaan, misalnya dimana tambang kita, di mana letak peternakan yang harus dioptimalkan pengeloalaannyaKita upayakan agar potensi itu betul-betul semua satu iramaSatu contoh negara yang sanggup memetakan potensinya di mata saya adalah Selandia Baru yang fokus pada ternakDengan penduduk 3,8 juta mereka punya ternak 8,8 juta, dombanya 46 jutaSeharusnya, Indonesia bisa menjalankan iniDampaknya, tercipta lapangan kerja dan jaminan kesehatan dan gizi tersediaSaya beranggapan, seorang pemimpin yang akan memimpin Indonesia ini, seharusnye memiliki satelit viewJadi, bisa melihat secara menyeluruh dan terintegrasi dalam melahirkan solusi.

Bagaimana menyeiramakan ketiga hal itu untuk mencapai hasil maksimal?
Semua harus bisa melihat potensiMakanya saya mencoba melakukan pelatihan sosial mengelola hidup merencanakan masa depanProgram ini, memberdayakan mulai dari desaKarena saya melihat memang Indonesia ini harus bangkit dari desaKami mencoba memberikan cara bagaimana melihat dan menggali potensi mulai dari tingkat desaKalau kakao yah kakao, kalau perkebunan yah kebunPendekatan juga pentingDi sektor ekonomi misalnya, perlunya pendekatan yang tidak membenturkan pengusaha kecil, menengah dan besarSebaliknya, kita menyatukan atau mensinergi positifkanMisalnya sekarang, mie instan produksi Indo food saja mencapai 15 miliar bungkus pertahunKalau harganya seribu, itu sudah 15 triliunMeskipun yang punya adalah publik juga, tapi untungnya kadang berputar di kalangan teman-teman kita yang belum tentu petaniNah, ternyata hampir semua tepungnya terigunya imporKita sibuk mengkonsumsi produk impor yang menyebabkan rakyat kita banyak yang nganggurIni yang kita mau ubahKalau misalnya kita mengganti tepungnya dengan tepung lokal minimal 50 persennya, itu bisa mengahsilkan sekitar Rp5 triliun, plus sedemikian banyak lahan tidur yang bisa terbangunkanBelum lagi, berapa orang yang bisa dipekerjakanIni contoh yang hanya bisa dijalankan jika tiga hal tadi itu bisa bersinergiKalau perlu dibuatkan UU agar semua produk mie instan itu juga memiliki sertifikasi menggunakan 50 persen tepung lokal, sifatnya seperti sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesiakalau menolak, tidak berhak diedarkan di Indonesia.
Apalagi saat ini kita sudah menggandeng penemu enzim untuk campuran tepung singkong agar menjadi tepung terigu yang sangat mirip sifatnyaUntuk singkongnya bisa ditanam di sepanjang Jawa bagian Selatan yang kering, juga dicoba di Papua.

Bicara soal visi pemerintahan dan kekuatan kabinet, apa gagasan Anda?
Ini juga pentingDewan Integrits Bangsa (DIB) dimana saya ikut serta dalam konvensi calon presiden, mempertanyakan bagaimana wakil yang saya siapkan, dan bagimana susunan kabinetSederhana sajaSusunan kabinet saya hanya ada tiga Menteri KoordinatorMereka adalah Menko Pengembangan Sumber Daya Manusia, Menko Pengelolaan SDA, dan yang ketiga Menko Pengembangan Sumber Daya PendukungNanti selanjutnya tinggal menyesuaikan yang masuk di dalam Menko SDM itu antara lain kesehatan, pendidikan, sosial, atau agamaKalau menko SDA antara lain peternakan, perikanan, kelautan, perkebunanKalau menko Pendukung, yang masuk keuangan, transportasi perhubungan, komunikasi, PUSemua ini sangar logisContohnya, jika ada wilayah yang mengatakan mau pabrik, berarti butuh modal masuklah keuangan, butuh lahan masuklah pertanahanBegitu lah sinergitasYang sekarang terjadi semuanya hampir tidak jelasBerjalan parsial dan tidak saling mendukung.

*Sosok dan stigma pemimpin perempuan sempat terwakilkan pada sosok Megawaty Soekarno Putri yang sempat memimpin bangsa iniPenilaian Anda?
+Saya merasa tidak dalam kapasitas saya untuk menilai Ibu MegaBagaimanapun, saya kira itu salah satu jawaban zaman, beliau sudah menjadi presidenDan, saya yakin banyak dari kita yang tidak menyangka itu bisa terjadiKalau soal adanya kekurangan, itu lumrahTapi, Hitler yang dulu membunuhi orang dengan statusnya sebagai seorang lelaki, apakah kita membuat orang menilai semua lelaki berperilaku seperti Hitler?

Terakhir, Apa yang Anda ketehaui soal kepemimpinan perempuan dan sejarahnya?
Yang terbaik ada di kitab suciSangat jarang dan belum pernah secata strategis diangkatMemang nabi-nabi adalah lakiTapi yang tidak terbantahkan bahwa banyak perubahan peradaban yang ternyata digagas dengan campur tangan langsung perempuanSaya contohkan, Ibunda Nabi MusaIa dengan berani menantang perintah Firaun untuk mengubur hidup-hidup semua bayi laki-laki yang lahirIa memilih mengalirkan nabi Musa ke sungai NilTerus, yang diminta mengawasi Nabi Musa saat dihanyutkan itu juga kakak perempuannyaAda masa, di mana perubahan besar dari peradaban berlangsung melalui tangan perempuan.
Sebagai orang Sulawesi, dengan sistem kerajaan yang mengakar, utamanya Soppeng, juga sudah sejak dulu dipimpin oleh perempuanBelum lagi saat iniLebih menggembirakanmenggembirakanBanten dengan masyarakat yang sangat agamis dipimpin oleh perempuanDi di Jawa tengah, orang semua sepakat andai tidak menggandeng wakil perempuan, sulit akan bisa terpilihNah, yang terakhir ini ada di Jawa Timur, hampir pasti dipimpin oleh Khofifah Indar ParawangsaJadi, ada zaman yang punya logika jamannya sendiriIni sudah diramalkan Bill Durantyang mengatakan ia mengatakan ada suatu saat di abad 21, revolusi tidak berbasis senjata tapi dari sisi peningkatan peran perempuanJuga ada futureolog, yang menulis tentang megatrend perempuanSalah satu trend kuat yang ditulisnya adalah trend kebangkitan perempuan. 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekening Rekanan Diblokir, SK Menteri Diteliti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler