jpnn.com, JERMAN - Pelaksanaan forum perubahan iklim internasional atau Conference of The Parties (COP UNFCCC) ke-23, berakhir Jumat (17/11), waktu setempat.
Selama kurang lebih dua minggu, perwakilan dari sekitar 195 negara dan 1 blok ekonomi (Uni Eropa), saling bertemu dan mendiskusikan rencana kemanusiaan memerangi perubahan iklim.
BACA JUGA: Perhutanan Sosial, Cara Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, upaya aksi perubahan iklim harus terus dikembangkan, diimplementasikan, dan melibatkan semua pemangku kepentingan di semua tingkat.
''Agenda Paris Agreement harus melibatkan semua pemangku kepentingan dan institusi termasuk parlemen, akademisi, masyarakat sipil, swasta sektor, masyarakat lokal, dan tidak kalah pentingnya adalah masyarakat internasional,'' kata Menteri Siti Nurbaya, saat penutupan Paviliun Indonesia.
BACA JUGA: Menteri Siti: Perubahan Iklim Tak Bisa Ditangani Satu Negara
Paviliun Indonesia merupakan salah satu bentuk diplomasi halus, sekaligus sarana informasi aksi-aksi pengendalian perubahan iklim di Indonesia, sejajar dengan proses negosiasi di Bula Zone.
"Dari paviliun ini, Indonesia berbagi dengan masyarakat internasional, kebijakan dan langkah nyata Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dari lima sektor di Indonesia. Dilaksanakan oleh semua aktor, termasuk kaum perempuan dan pemuda,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Siti Nurbaya Awali Pidato di Bonn dengan Dukacita
Pesan terpenting yang ingin disampaikan adalah semua pemangku kepentingan di Indonesia telah terlibat dalam penyusunan kebijakan, implementasi, dan pelibatan masyarakat, melalui kerjasama kolaboratif.
"Pemerintah Indonesia percaya bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri, kita harus bekerja sama dan harus lebih pintar dari sebelumnya,'' tegasnya.
Hal ini kata Menteri Siti Nurbaya, sebagaimana tema Paviliun Indonesia "A Smarter World: Collective Action for A Changing Climate".
Tak lupa Menteri Siti Nurbaya menyampaikan apresiasi kepada perwakilan dari berbagai negara yang turut hadir di Paviliun Indonesia, seperti dari Jepang, Australia, Fiji, Palau, dan Filipina.
Selain itu turut hadir mantan wakil presiden Amerika Serikat, Menteri Koordinator Kelautan, Menteri Badan Pembangunan Nasional, Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim dari Indonesia, serta perwakilan Komisi IV dan Komisi VII DPR RI.
Apresiasi juga disampaikan kepada seluruh narasumber dan Tim Paviliun, serta Kedutaan Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia pun Belajar Tata Kelola Gambut dari Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi