jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyentil masalah intoleransi yang belakangan kembali menyeruak, mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, masalah perbedaan keyakinan jangan sampai dipergunjingkan kembali, karena agama dan keyakinan itu ada pada diri kita masing-masing.
BACA JUGA: Singapura dan Arab Saudi Sudah pakai Rektor Asing, Prestasi Melejit
Dia berharap intoleransi tidak terjadi di dunia kampus. “Pentingnya toleransi harus kita lakukan secara aktif. Jangan hanya ngomong toleransi, tapi sikapnya apatis terhadap orang lain. Hal ini harus kita hindari, jangan sampai masalah urusan agama dibenturkan yang akibatnya kita menjadi tercerai berai. Saya harap dunia kampus menjadi persemaian kebangsaan Indonesia," tutur Menteri Nasir, Selasa (20/8).
Lebih lanjut dikatakan, jika kampus sudah menjadi persemaian untuk kebangsaan dan Pancasila, jangan sampai dijadikan pusat menyalurkan keinginan nafsu pribadi, terutama masalah narkoba.
BACA JUGA: Menristekdikti Dorong Kampus Swasta Duluan Rekrut Rektor Asing
“Narkoba merusak masa depan kita. Narkoba tidak akan memberikan masa depan mahasiswa menjadi lebih baik. Maka dari itu, narkoba harus kita hentikan! Jauhi narkoba supaya Anda bisa meraih prestasi! Kalau bisa dicanangkan oleh para rektor bahwa kampus harus bebas narkoba” tegasnya.
BACA JUGA: Pernyataan Wapres Jusuf Kalla Kasus Video Ustaz Abdul Somad
BACA JUGA: Orang Asing Segera Menjabat Posisi Penting di Kampus
Dia juga mengulas mengenai transparansi di lingkungan kampus. Jika kampus sudah bebas dari narkoba, harapannya semua kegiatan dan penggunaan uang yang ada dilakukan secara transparan serta baik.
“Good governance, kejujuran itu menjadi penting. Jangan sampai kita melakukan kebohongan dan pembohongan pada diri kita, bahkan melakukan korupsi. Berani jujur itu hebat untuk anak Indonesia! Undiksha jujur, hebat untuk Indonesia," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Nasir Ingin Diaspora jadi Dosen Tetap di Indonesia
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad