Menteri PU Persoalkan Bagi-bagi Kavling Aspal di Buton

Kamis, 13 November 2008 – 15:58 WIB
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum mendesak Pemda Daerah (Pemda) Buton segera mencabut izin konsesi lahan depositAlasannya, ijin yang dikeluarkan pemda setempat dalam bentuk kavling-kavling kepada pihak swasta mengakibatkan target produksi aspal nasional sulit dipenuhi.

"Soal bagi-bagi kavling lahan tambang aspal di Buton betul-betul di luar kemampuan Departemen PU

BACA JUGA: Lagi, Terdakwa Korupsi Ruislag Batal Disidang

Celakanya, para pengusaha yang telah mengantongi izin dari pemda beberapa tahun lalu tidak pernah melakukan eksploitasi
Sementara kebutuhan kian mendesak," kata Menteri PU Djoko Kirmanto saat rapat kerja (raker) dengan Panitia Ad Hoc (PAH) II DPD dipimpin ketuanya, Sarwono Kusumaatmadja, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11).

Kondisi ini, lanjutnya, harus segera diatasi dengan cara mencabut izin yang telah dikeluarkan pemerintah daerah dan DPD diharapkan membantu Pemerintah mendorong pemerintah daerah mempermudah izin investasi asalkan disertai advis teknis dari Departemen PU.

Dijelaskan Menteri PU, Indonesia memiliki potensi deposit aspal buton yang hanya terhabisi setelah lebih satu abad dimanfaatkan tanpa mengimpor aspal minyak

BACA JUGA: Pelantikan Sjachroedin Tak Akan Dipercepat

Tapi karena keterbatasan produksi, target pemanfaatan aspal buton tahun 2007 dan 2008 tidak terpenuhi.

Pemanfaatan aspal buton untuk pembangunan dan pemeliharaan ruas jalan tahun 2007 dengan target 75.500 ton tidak terpenuhi karena produksi aspal buton hanya 4.000 ton
Tahun 2008 dengan target 25.000 ton pun diperkirakan tidak terpenuhi karena produksi diperkirakan hanya 17.500 ton.

Dulu, pemanfaatan potensi deposit aspal buton terhalang karena keterbatasan penguasaan teknologi untuk menghaluskan aspal buton seperti bubuk

BACA JUGA: Tolak Hasil Pilgub, Adukan ke MK

“Itu pun hanya bisa mengganti kurang lebih 7 persen aspal minyak,” jelasnya.

Kini, pemanfatannya tidak terhalang lagi karena teknologi pencairan aspal buton telah dikuasai mulai dari model bubuk hingga cair“Betul-betul cair seperti minyak,” jelasnya.

Saat ini teknologi pencairan telah dikuasai pemerintah pun mendorong pemanfaatannyaDisisi lain, produksinya belum bisa besar-besaran"Kenyataan tersebut membuat Pemerintah berhati-hati untuk mendeklarasikan pemanfaatan aspal buton secara besar-besaran," tegas Djoko Kirmanto.

Sejauh ini, pemanfaatan aspal buton baru untuk ruas jalan berlalu lintas ringan seperti jalan provinsi dan kabupaten/kotaSedangkan untuk ruas jalan berlalu lintas berat masih memanfaatkan aspal minyak.

"Dalam rangka mengurangi ketergantungan impor aspal minyak, Departemen PU mendorong pemanfaatan potensi deposit aspal butonLangkah sudah ditempuh antara lain, berkoordinasi dengan Departemen Perhubungan untuk menyediakan prasarana pelabuhan dan sarana angkutan yang mengurangi kendala pemanfaatannya," kata Menteri PU.

Dia menambahkan, saat ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan juga melakukan penelitian dan uji coba di beberapa lokasi untuk perkerasan aspal buton seperti di Kalimantan Tengah (sekitar 8 kilometer), Pasuruan (sekitar 6 kilometer), dan Gorontalo (sekitar 2 kilometer).

"Dari sekian kali penelitian dan uji coba disimpulkan bahwa aspal buton cair lebih berkualitas ketimbang aspal minyak," tegas Djoko Kirmanto.

Sebelumnya, Menteri PU mengeluarkan Peraturan Menteri PU Nomor 35/PRT/M/2006 tanggal 27 Desember 2006 tentang Peningkatan Pemanfaatan Aspal Buton untuk pemeliharaan dan pembangunan jalanDikeluarkan pula Surat Direktur Jenderal Bina Marga Nomor BK.09Db/1010 tanggal 19 Februari 2007 mendorong pemanfaatan aspal buton untuk peningkatan jalan di 14 provinsi dengan target 78.500 ton(Fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 21 November, Mendagri Lantik RZ-MM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler