jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menaruh harapan besar pada keterlibatan kaum perempuan untuk menjaga lingkungan dan hutan di Indonesia.
Menteri Siti mengibaratkan alam dan lingkungan sebagai sosok ibu. Karena itu semua pihak harus bahu membahu menjaga ibunya, yaitu alam.
BACA JUGA: Uni Eropa Apresiasi Pengelolaan Kelapa Sawit Indonesia
Termasuk kaum perempuan yang diharapkan menjadi pelopor untuk menjaga Ibu Pertiwi.
"Banyak adat dan budaya bangsa ini memandang alam sebagai ibu. Bila alam disakiti maka sakitlah sang ibu. Bila sang ibu sakit maka terganggulah kehidupan keluarga. Karenanya keluarga diharuskan menjaga sang ibu agar tak disakiti,"
ujar Menteri Siti saat membuka dialog Perempuan Pejuang Keadilan Gender dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam di Manggala Wanabhakti.
BACA JUGA: Circular Economy, Saatnya Sampah Diubah jadi Energi
Dalam dialog ini hadir ratusan kaum perempuan pejuang lingkungan perwakilan dari 10 provinsi di Indonesia.
Dalam dialog itu, Menteri Siti meyakini nilai-nilai ibu sebagai alam masih dipertahankan oleh banyak komunitas, termasuk para pejuang perempuan.
BACA JUGA: Erin Sudah Sehat Setelah Belalainya Putus
Dia menyatakan hampir di semua kebudayaan penyebutan atas bumi adalah perempuan.
Karenanya menjadi sangat tepat bila perempuan mengambil peran besar sebagai perawat dan pemelihara bumi, memelihara budaya, agar bisa memberikan kehidupan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan.
Hal ini sudah terbukti di Indonesia di mana sebagian besar atau sekitar 85 persen penggerak dari 5.300 Bank Sampah yang tersebar di 273 kabupaten/kota adalah perempuan.
Termasuk penerima Kalpataru sebagai perintis dan penyelamat lingkungan hidup sangat banyak dari kaum perempuan.
"Saya juga kenal banyak perempuan yang aktif menyelamatkan sungai dan mata air, isu-isu pencemaran hingga aktif dalam pemulihan alam melalui program Hutan Sosial," tambahnya.
Karena itu, dia berharap, kaum perempuan Indonesia terus menjalin persatuan dan semangat mengajak pihak lainnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan di wilayahnya masing-masing.
Melalui dialog tersebut, Menteri Siti mendapat banyak masukan dan laporan dari pejuang lingkungan perempuan di daerah.
Mereka melaporkan soal kerusakan lingkungan, pemanfaatan hutan dan sejumlah penyimpangan yang harapannya bisa diselesaikan bersama.
"Saya harapkan dialog ini bisa memberikan pencerahan untuk kita selesaikan semua masalah satu per satu," pungkasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Menteri Kongo Akan Belajar Gambut ala Jokowi
Redaktur & Reporter : Natalia