Menteri Siti Nurbaya: Program PROPER Teruji dan Terbukti Tingkatkan Ketaatan

Selasa, 01 Agustus 2023 – 15:14 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya menyambut gembira penghargaan dari Kementerian PANRB bahwa melalui inovasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan Lingkungan (PROPER) KLHK berhasil menjadi pemenang Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2023 yang disiarkan Pengumuman pemenang yang disiarkan langsung secara live streaming melalui Youtube pada Senin (31/7/2023). Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Melalui inovasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan Lingkungan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil menjadi pemenang Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2023 dengan inovasi penerapan kriteria dan mekanisme penilaian baru Life Cycle Assessment (LCA), inovasi sosial, Social Return on Investment (SROI), dan Green Leadership.

Pengumuman pemenang yang disiarkan langsung secara live streaming melalui Youtube Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) pada Senin (31/7/2023).

BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Ajak Delegasi USAID Melepasliarkan Orang Utan di TNTP

Hal ini bagian dari Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji, dalam bentuk kompetensi inovasi pelayanan publik di lingkungan kementerian dan lembaga atau K/L, Pemda, BUMN dan BUMD tahun 2023 yang digelar oleh Kementerian PAN RB.

Menteri LHK Siti Nurbaya menyambut gembira penghargaan tersebut.

BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya dan Ketua OJK Mahendra Mantapkan Penyiapan Bursa Karbon

Dia mengatakan PROPER mendorong ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber daya melalui penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, penurunan emisi, pemanfaatan limbah B3 dan Non B3, efisiensi air, penurunan beban pencemaran air, keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat.

Pada tahun 2022 sebanyak 3.200 perusahaan diawasi dan dibina (meningkat 37 persen disbanding tahun 2019) dan dilahirkan ekoinovasi sebanyak 872 (meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2021).

BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Menjelaskan Peran Strategis Bank Sampah

“Dalam konteks agenda global, PROPER terbukti berkontribusi sebagai hub penggerak partisipasi entitas bisnis untuk capaian pembangunan berkelanjutan yang tercermin dalam SDGs,” ujar Menteri Siti.

Menurut Menteri Siti, pada tahun 2022 terdapat 13.355 kegiatan yang menjawab tujuan SDGs dengan total dana dikucurkan sebesar Rp 46,28 triliun. Angka ini meningkat sebesar 19,66 persen dari sejak pertama kriteria ini diluncurkan.

“PROPER teruji dan terbukti dapat meningkatkan ketaatan, pacu efisiensi, dorong inovasi industri, dan berdayakan masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan. Terima kasih kerja keras jajaran Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) dan seluruh jajaran KLHK. Terus berinovasi untuk menjaga Indonesia kita tercinta,” ujar Menteri Siti.

Berbagai Inovasi

Dari penjelasan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK disebutkan pada tahun 2019 Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan Lingkungan (PROPER) mendapat penghargaan karena menjadi platform untuk mendorong ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber daya melalui penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, penurunan emisi, pemanfaatan limbah B3 dan Non-B3, efisiensi air, penurunan beban pencemaran air, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat.

Platform ini tetap dipertahankan, tahun 2022 sebanyak 3.200 perusahaan diawasi dan dibina (meningkat 37 persen dibanding tahun 2019) dan dilahirkan ekoinovasi sebanyak 872 (meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2021).

Pembaruan/Peningkatan Inovasi

Continuous improvement (perbaikan menerus) terus dilakukan melalui penerapan kriteria dan mekanisme penilaian baru Life Cycle Assessment (LCA), inovasi sosial, Social Return on Investment (SROI), dan Green Leadership.

Life Cycle Assessment (LCA) adalah metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan suatu produk, proses, atau layanan selama seluruh siklus hidupnya, mulai dari bahan baku, proses produksi, distribusi, komsumsi sampai ke pembuangan akhir.

Metode ini diadopsi PROPER karena ekoinovasi (tahun 2022 ekoinovasi mampu menghemat Rp 126,3 Trilyun) perlu diperluas ke seluruh rantai pasok.

LCA mampu mengidentifikasi sumber-sumber ketidak-efisienan (hot spot) dari seluruh rantai pasok tersebut dan mendorong perusahaan untuk melakukan perbaikan menerus atau berinovasi mengembangkan produk atau layanan baru.

Inovasi Sosial diadopsi karena penerapan kriteria pemberdayaan masyarakat dan CSR selama 10 tahun terakhir hanya efektif untuk industri ekstraktif (tambang, Migas,PLTU), namun tidak terlalu cocok untuk industri non ekstraktif.

Konsep Creating Shared Value (CSV) Michael Porter (2011) diadopsi untuk menciptakan perbaikan dan inovasi sosial yang saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat yang berada di jaringan rantai pasok yang dipadukan dengan konsep Lui.

Protales (Social Innovation and Social Entrepreneurship – Fundamental Concepts and Tools, 2019) untuk kriteria inovasi sosial.

Social Return on Investment (SROI) adalah metode untuk mengukur dan mengevaluasi nilai sosial yang dihasilkan oleh suatu program.

SROI mengukur dampak sosial dengan menghubungkan input (investasi atau sumber daya yang digunakan), output (hasil langsung yang dihasilkan), dan outcome (dampak sosial yang lebih luas).

SROI mengevaluasi dampak sosial dalam bentuk nilai moneternya, sehingga dapat dibandingkan antara investasi yang dilakukan dengan manfaat sosial yang diperoleh.

Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan Inovasi Sosial yang dilakukan perusahaan.

Green Leadership adalah penghargaan kepada pimpinan tertinggi (CEO) yang perusahaannya telah memperoleh Peringkat Emas PROPER dan mampu menunjukkan keteladanan, menginspirasi visi bersama, menantang proses, mendukung orang lain untuk bertindak, memberikan semangat kepada konstituennya (James M. Kouzes, et all, 2007).

Konsep ini dan dikombinasikan dengan John Elkinton, Green Swans: The Coming Boom in Regenerative Capitalism (2020).

Elkinton beragumentasi pemimpin sebagai motor ekonomi global harus memilik konsep Future Fit untuk mengatasi perubahan iklim, pencemaran lingkungan dan kehilangan keanekaragaman hayati (The Triple Planetary Crisis).

Dampak

LCA yang awalnya merupakan kajian akademik sekarang sudah mulai digunakan sebagai model pengelolaan lingkungan baru bagi perusahaan. Wiloso dkk (2021) melakukan penelusuran Web of Science (WoS,Thomson Reuters) and Scopus (Elsevier) dan ditemukan hanya 107 artikel ilmiah selama 21 tahun (1996 sd 2017).

PROPER hanya dalam waktu 2 tahun mampu menghasilkan 301 LCA dan langsung diimplementasikan di 53 sektor industri.

PT Gunung Raja Paksi produsen baja di Cikarang , mengadopsi LCA dan mendapatkan sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD).

Dampak adopsi kriteria Inovasi Sosial penilaian PROPER 2022 jumlah industri non ekstraktif yang mendapatkan Peringkat EMAS (merupakan peringkat tertinggi di dalam PROPER) meningkat 89 persen. Jumlah perusahaan yang menerapkan SROI sebanyak 96 perusahaan.

Green leadership mampu medorong CEO untuk merumuskan roadmap keberlanjutan dan kontribusi perusahaan menjawab The Triple Planetary Crisis. PT. Pupuk Indonesia dengan roadmap dekarbonisasi menargetkan 96,1 persen reduksi emisi pada tahun 2060.

PT. Kalbe Farma memiliki target lebih dari 15 persen penggunaan renewable energy tahun 2027; PLN membuat rencana pengalihan dari pembangkit yang tinggi karbon menjadi pembangkit yang tumbuh dengan teknologi baru pada tahun 2060 dengan rencana investasi 700 Miliar US.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler