jpnn.com - JAKARTA – Sejak ditetapkan menjadi warisan budaya oleh UNESCO, makin banyak masyarakat internasional penasaran dengan batik Indonesia. Hal itu yang setidaknya tergambar dalam even pariwisata terbesar di Afrika Utara, Marche Internationale du Tourisme (MIT) 2016 di Le Kram, Tunis, Tunisia.
Indonesia yang ikut serta dalam pameran itu kebanjiran pengunjung. Mereka rata-rata tertarik melihat stan Batik Corner yang menampilkan demo pembuatan batik. ’’Di stan itu kami memberikan kesempatan pada pengunjung untuk mencoba mencanting dengan dipandu perajin batik dari Indonesia,’’ ujar Wida Irvany, sekretaris dua KBRI di Tunisia pada JPNN.com.
BACA JUGA: Nahas, 100 orang Tewas di Pesta Kembang Api
Antusiasme terhadap batik itu juga ditunjukan Menteri Pariwisata Tunisia, Madame Selma Elloumi Rekik. Dia banyak bertanya tentang batik Indonesia. ’’Bu Menteri tanya jenis, motif hingga proses pembuatan batik Indonesia,’’ imbuh perempuan yang pernah menjadi presenter tv di Indonesia itu.
Hingga hari terakhir pameran, Sabtu (9/4), antusiasme pengunjung ke Batik Corner masih sangat tinggi. Wida menambahkan, Indonesia sengaja berpartisipasi dalam even akbar itu untuk meningkatkan promosi, publikasi dan tingkat kunjungan wisatawan.
BACA JUGA: Inilah Kesalahan Fatal Pasukan Khusus Filipina
Tahun ini KBRI Tunisia bersama stakeholder terkait menargetkan peningkatan angka kunjungan wisatan ke Indonesia hingga 10 persen. Data KBRI mencatat, beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan angka kunjungan wisatawan dari Tunisia ke Indonesia. Pada 2013 tercatat ada 493 visa kunjungan wisata ke Indonesia. Jumlah itu meningkat pada 2014, 778 visa. ’’Terakhir di 2015 kemarin ada 875 visa,’’ papar Wida.
Menariknya, ternyata Indonesia kerap dijadikan jujugan honeymoon oleh pasangan muda di Tunisia. Mereka biasanya memilih paket wisata tradisional ke sejumlah kota di Bali dan Yogyakarta. Saat ini, Indonesia sendiri telah memberlakukan fasilitas bebas visa kunjungan wisata dan budaya untuk warga Tunisia.(mas)
BACA JUGA: 18 Pasukan Khusus Tewas, Bukti Filipina Belum Siap
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologis Pertempuran 10 Jam Pasukan Khusus dengan Abu Sayyaf
Redaktur : Tim Redaksi