jpnn.com - NEW YORK - Antean mengular di tempat-tempat pemungutan suara Pilpres Amerika Serikat. Ya, hari ini Rabu (9/11) WIB, siapa presiden ke-45 Amerika Serikat (AS), penerus Barack Obama, bakal diketahui.
Di Kota New York, warga antusias mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) Sebelum TPS dibuka pada pukul 06.00 waktu setempat, antrean sudah mengular hingga lebih dari 50 meter. Misalnya yang terjadi di Public School 59 di jantung Manhattan.
BACA JUGA: Clinton Percaya Diri, Trump Justru Sedikit Unggul Sementara
Antrean panjang itu wajar, mengingat Negara Bagian New York tidak mengenal early voting. Suasana pemilu pun baru memuncak menjelang hari H karena tidak ada rally resmi di negara bagian yang berdasar sejumlah polling tergolong solid untuk Demokrat itu. "New York pasti untuk Hillary (Clinton)," kata Rachel, 36. Dia optimistis Clinton bisa melenggang ke Gedung Putih.
Steve, 37, warga New York lainnya, memberikan suara untuk Donald Trump. "Akan sulit di New York. Tapi, dia bisa mengambil suara di daerah lain," ujarnya.
BACA JUGA: TNI Bantu Sarana Pendidikan di Lebanon Selatan
Kedua nomine telah menyiapkan election night di New York. Clinton memusatkannya di Jacob K. Javits Convention Center, Manhattan. Dia menjuluki acara malam nanti (pagi hingga siang ini WIB) sebagai Hillary for America Election Night.
Sementara itu, Trump menyiapkan acara bertajuk Donald J. Trump Victory Party. Meskipun Trump punya banyak properti di kota yang tak pernah tidur itu, dia memilih tempat di New York Hilton Midtown.
BACA JUGA: Clinton Dapat Angin Segar dari FBI, Trump Berang
Jacob K. Javits Convention Center terletak di sisi barat Manhattan. Clinton akan berpidato di gedung yang atap dan dindingnya terbuat dari kaca itu. Dari dalam gedung di pinggir Sungai Hudson tersebut, pengunjung bisa dengan bebas memandang langit. Sangat cocok untuk pesta kembang api. Sayang, tim kampanye Clinton membatalkan pesta kembang api yang akan diluncurkan dari pinggir Sungai Hudson.
Di New York Hilton Midtown, Trump mengundang kolega dan suporter secara terbatas. Hotel itu hanya berjarak empat blok dari Trump Tower di Manhattan. Kepolisian Kota New York (NYPD) bakal menutup sejumlah akses terkait rencana pesta kedua kandidat.
Pesta "tidak resmi" bakal digelar di Times Square. Di lokasi berjuluk Perempatan Dunia itu, telah dibangun studio mini ABC untuk menyiarkan secara langsung detik-detik penentuan pemenang pemilu. Lokasi tersebut berada di tengah-tengah tempat pesta kedua kubu.
Karena perbedaan wilayah waktu, negara-negara bagian di AS membuka dan menutup TPS dalam masa yang tidak bersamaan. Jam demi jam menjelang tengah malam menjadi momen yang menegangkan. Sebanyak 50 negara bagian plus DC akan bergantian menentukan siapa yang menang atau mendapatkan vote dalam electoral college masing-masing. Yang pertama mendapatkan 270 vote dari 538 electoral college akan melenggang ke Gedung Putih.
Perhatian bakal terpusat ke sejumlah battleground atau negara-negara bagian sehingga penghitungan suara belum bisa diprediksi oleh pollster atau lembaga survei. Indiana dan Kentucky akan menjadi yang pertama menutup bilik suara atau bersamaan dengan pukul 18.00 waktu New York (eastern time/ET, 06.00 pagi WIB). Alaska menjadi negara bagian yang paling akhir menutup TPS, tepatnya Rabu (9/11) pukul 01.00 ET.
Mayoritas pollster menyebutkan, jika mampu mengamankan suara di kantong Demokrat miliknya, Hillary Clinton hanya perlu merebut satu battleground. Karena itu, call atau kepastian pemenang bisa lebih cepat apabila sudah ada kepastian battleground yang menjadi milik mantan first lady tersebut.
Meski harus menunggu Alaska pada 01.00 ET keesokan harinya (hari ini pukul 13.00 WIB), publik AS tidak perlu menunggu selama itu apabila salah satu kandidat sudah memastikan diri mendapatkan 270 electoral vote.
Pesta bisa dimulai lebih cepat jika salah satu kandidat sudah menyampaikan pidato kekalahan. Dalam tradisi AS, pidato kemenangan tidak akan disampaikan apabila belum ada kandidat yang membacakan pidato kekalahan. (*/c11/ca/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ironis! 2008 Diculik Perompak Somalia, Kini Disandera Abu Sayyaf
Redaktur : Tim Redaksi