jpnn.com, JAKARTA - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mendukung pemberlakuan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB). Mereka bahkan mendorong agar sistem zonasi PPDB berlaku 100 persen.
"Kami mendukung sistem zonasi PPDB karena bisa menghilangkan pungli yang selama ini berlaku di sekolah-sekolah favorit," kata Ketua ORI Amzulian Rifai dalam acara “Ngopi Bareng” di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (27/6)
BACA JUGA: Ombudsman Dorong Sistem Zonasi PPDB Berlaku 100 Persen
Sejatinya, lanjutnya, tujuan pemerintah menerapkan zonasi adalah menghilangkan sekolah favorit. Selama ini sekolah-sekolah favorit rentan pungli. Misalnya, jual beli kursi, manipulasi kartu keluarga, dan lainnya.
Namun, menurut Rifai, tujuan baik ini tidak akan baik bila pemerintah tidak siap melaksanakannya seperti pada tahapan pendaftaran.
BACA JUGA: PPDB Sistem Zonasi Libatkan Telkom, Siapa Cepat Dia Dapat
Hal sama diungkapkan Ninik Rahayu. Anggota ORI ini menilai lahirnya Permendikbud 51/2018 tentang PPDB menghilangkan diskriminasi pendidikan. Anak-anak yang berdekatan sekolah bagus tapi nilainya pas-pasan bisa masuk.
BACA JUGA: Antre Tunggu Pengukuran Jarak Rumah ke Sekolah, Bu Nurafni Hampir Pingsan
BACA JUGA: Antre Tunggu Pengukuran Jarak Rumah ke Sekolah, Bu Nurafni Hampir Pingsan
Selain itu, sekolah swasta bisa hidup karena kelimpahan siswa lantaran tidak tertampung di sekolah favorit.
"Intinya, banyak yang diuntungkan dengan sistem zonasi ini. Dari laporan perwakilan ORI di 34 provinsi, zonasi tidak banyak bermasalah kecuali di kota-kota besar yang banyak sekolah favoritnya," terangnya.
BACA JUGA: Ibu Wina: PPDB Sistem Zonasi Terlalu Kejam
Dia pun menyarankan, agar Kemendikbud terus mengevaluasi sistem zonasi ini agar ke depan bisa diberlakukan 100 persen. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Wina: PPDB Sistem Zonasi Terlalu Kejam
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad