Menyaksikan Keprihatinan di Pulau Kramian di Ujung Paling Utara Jatim

Tiap 6 Bulan Ada Ibu Melahirkan yang Tewas Bersama Bayinya

Sabtu, 07 Mei 2011 – 08:08 WIB

Pulau Kramian termasuk unikSecara administratif, pulau tersebut masuk dalam Kabupaten Sumenep di Madura

BACA JUGA: Yani Malhendo, Eks Petinju yang Pernah Membuat Keder Juara Dunia Manny Pacquiao

Tapi, suku Madura yang tinggal di sana minoritas
Meski berada di Provinsi Jatim, pulau itu lebih dekat dengan Kalimantan

BACA JUGA: Kisah Aminah, ABG yang Mendadak jadi Pria Bernama Arifin

Berkunjung ke sana sama dengan menyaksikan suasana yang masih serba memprihatinkan

 
 UMAR WIRAHADI, Sumenep
 
KRAMIAN masuk dalam gugusan pulau mungil di ujung paling utara Provinsi Jawa Timur

BACA JUGA: Komunitas Eden yang Kontroversial setelah sang Pemimpin Bebas dari Penjara

Nama pulau itu sekaligus dipakai untuk nama desa, yakni Desa Kramian, yang masuk dalam Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Pulau Madura.

Untuk menuju ke Pulau Kramian, butuh waktu sedikitnya 18 jam dengan kapal lautSetidaknya, inilah pengalaman Jawa Pos ketika mengikuti kunjungan kerja Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf bersama para anggota Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) IVMereka adalah para kepala daerah di empat kabupaten di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep); Kabupaten Gresik; Kabupaten Sidoarjo; serta Kota Surabaya

Kami berangkat pada Kamis pekan lalu (28/4) dengan KRI Makassar 590 dari Dermaga Koarmatim, Tanjung Perak, SurabayaSetelah melalui perjalanan selama 18 jam, rombongan tiba sekitar pukul 12.00 keesokannya (29/4)

Selama dalam perjalanan, Jawa Pos menyaksikan hamparan sebuah pulau mungil di tengah laut bebasItulah Pulau Kramian yang gugusan pulaunya menjadi batas wilayah antara Jatim dan Kalimantan

"Selamat datang di desa kamiSelamat datang, Pak!" ucap puluhan siswa sekolah dasar (SD) yang menyambut kedatangan rombonganMereka mengenakan seragam sekolah, sambil mengangkat dan melambaikan bendera Merah Putih di tangan kanan"Terima kasih anak-anakkuTetap semangat menuntut ilmu, ya," jawab Saifullah Yusuf

Desa Kramian dihuni sekitar 3.500 jiwaBegitu menjejakkan kaki di desa itu, nuansa tertinggal dan terbelakang langsung terasaKondisi Pelabuhan Sidomampir yang menjadi satu-satunya pintu penghubung dengan dunia luar begitu memprihatinkanJangan dibayangkan seperti dermaga pada umumnyaSebab, hanya terbuat dari kayuItu pun tiang-tiang penyangganya sudah tampak tua dan lapuk

Pulau Kramian memiliki luas 9,79 kilometer per segiGugusan pulau itu berada di tengah perairan laut bebasDi sisi selatan terhampar dua pulau utamaYaitu, Pulau Masalembu yang dijadikan pusat kecamatan dan Pulau MasakambingPulau Kramian dihuni tiga etnis, yaitu Bugis, Madura, dan JawaMasing-masing mendiami tiga dusun
Suku Bugis tinggal di dusun pinggir pantai di Sidomampir dan Air HidupKebanyakan warga dari suku Bugis itu menjadi nelayanSedangkan suku Madura yang minoritas dan Jawa, kebanyakan tinggal di dusun Alas JayaDusun yang membentuk perbukitan itu berada di sisi selatan

Banyak warga di sana yang bekerja menjadi petani dengan berkebun cengkih dan kelapaMaklum, daerah itu memang dikenal memiliki sumber air tawar yang mendukung perkebunanMereka biasanya mengirimkan hasil perkebunan ke Sidoarjo dan Gresik"Kami sangat mengharapkan pemerintah memperhatikan nelayan dan petani di sini," ucap Kepala Desa Kramian Henri Sugairi

Momen bertemu dengan para pejabat digunakan oleh sejumlah tokoh masyarakat di Desa Kramian untuk curhat"Kami di sini masih merasa menjadi anak tiriPadahal, kami juga bagian dari Jawa Timur dan bahkan negara kesatuan Indonesia," papar Misbah, salah seorang tokoh masyarakat, di hadapan rombongan Wagub Jatim dengan nada protesPernyataan warga itu kontan disambut kor "setuju" warga lain

Di bidang pendidikan, di Desa Kramian hanya ada empat SD dengan 25 tenaga pengajarTiga bangunan di antaranya sudah hampir roboh karena sejak pembangunannya tidak pernah ada renovasiDi empat SD itu, tertampung 440 peserta didikDi desa tersebut, tidak ada SMP, apalagi SMAHanya ada sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) swasta untuk pendidikan lanjutan"SMP negeri di sini belum ada," jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Masalembu Subandi.

Dengan demikian, jika para murid di Desa Kramian akan melanjutkan ke SMP atau SMA, mereka harus pergi ke Pulau Masalembu (kecamatan) dengan menyeberang laut ke arah timurJarak antara dua pulau itu sekitar 29 milJika ditempuh dengan perahu, dibutuhkan waktu sekitar 5-6 jamUntuk berlayar di tengah laut lepas tersebut, mereka harus ekstrahati-hatiDi Masalembu, hanya ada satu SMA negeri dan satu sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta"Kalau berlayar, kami harus menunggu gelombang laut surut," ujar Subandi.
 
Masalah kesehatan lebih mirisDi antara 3.500 lebih penduduk di Desa Kramian, hanya ada satu puskesmasItu pun hanya puskesmas pembantu (pustu) dengan tenaga medis yang sangat minimYaitu, dua perawat dan dua bidan

Jika pasien membutuhkan rawat inap, mereka dirujuk ke puskesmas rawat inap di MasalembuLagi-lagi, mereka harus menyeberang dengan ekstrahati-hatiMaklum, ombak di perairan yang dilalui dari Pulau Kramian ke Pulau Masalembu dikenal ganas dan angkerKonon, di perairain sekitar itu dikenal "segitiga bermuda" ala Indonesia
Di sana bertemu empat arus gelombang yang membuat arus berputar-putarGanasnya arus di sana telah menelan korban, yakni tragedi tenggelamnya kapal Tampomas II pada 1981Tragedi menyedihkan tersebut terjadi di sekitar laut Masalembu
 
"Dengan kondisi itu, tentu masalah kesehatan menjadi persoalan kamiSebab, nyawa menjadi taruhannya," jelas Kepala Puskesmas Masalembu dr Achmad Bakri

Tidak jarang, lanjut Bakri, banyak pasien yang menjemput ajal di tengah laut karena terlambat mendapat perawatanYang paling miris adalah kasus ibu melahirkan
Di Desa Kramian, jelas dia, hampir setiap enam bulan selalu ada ibu melahirkan yang meninggal duniaSi ibu meninggal bersama bayinya saat melahirkanKarena tenaga medis untuk membantu persalinan minim, tidak jarang pula mereka menggunakan jasa dukun beranak
 
"Kalau sudah begitu, kami tidak bisa berbuat banyakTenaga dan peralatan medis memang sangat terbatas," tambah Mahdan, kepala Pustu Desa Kramian
 
Di bagian lain, warga juga berharap agar pemerintah memperhatikan infrastruktur jalan di dalam pulauSebab, sampai saat ini, di antara sekitar 14 kilometer jalan di desa tersebut, hanya sekitar 7 kilometer yang dipavingSelebihnya adalah jalan pasir"Struktur tanah di sini adalah pasir laut sehingga tidak bisa diaspalAlternatifnya, jalan ini dipaving atau dicor," ungkap dia.
 
Mendapat keluhan tersebut, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf langsung menyikapinyaUntuk pendidikan, dia berjanji, Pemprov Jatim akan membangun SMP negeri di Pulau KramianItu dimaksudkan agar siswa yang melanjutkan pendidikan ke SMP tidak harus susah-susah berlayar ke Pulau Masalembu
 
Pustu, kata Wagub, juga akan ditingkatkan menjadi puskemas dengan tenaga medis yang lebih memadai"Doakan saja dalam waktu dekat terlaksana," imbuhnya

Dahrul Hasyim, anggota DPRD Kabupaten Sumenep dari dapil Kecamatan Masalembu, menyatakan bahwa pemerintah, khususnya Pemkab Sumenep, sangat kurang memperhatikan pembangunan daerah tersebutMenurut dia, sejak KH ABusyro Karim menjabat bupati baru saat itu, jajarannya sudah mengunjungi Pulau KramianPadahal, ungkap dia, pulau itu memiliki persoalan yang begitu kompleks(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasakan Euforia Warga AS Menyambut Kematian Osama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler