jpnn.com, MUKOMUKO - Peristiwa menyedihkan terjadi di Mukomuko, Bengkulu.
Seorang guru SD dikeroyok sejumlah wali murid hanya karena menegur salah seorang siswa yang memukul siswa lainnya.
BACA JUGA: Polisi Tembak Pelaku Pembunuhan Guru SD di Medan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mukomuko berharap peristiwa ini tidak terulang lagi.
"Kami berharap kejadian seperti ini jangan berulang-ulang, bagaimana masyarakat bisa memahami kalau sudah terjadi tidak segampang itu damai, ada proses dijalani karena mereka dilindungi hukum," ujar Kepala Disdikbud Mukomuko Ruslan, di Mukomuko, Senin (13/12).
Dia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil pertemuannya dengan PGRI dan guru yang menjadi korban pengeroyokan oleh tiga orang, salah satunya wali murid di lingkungan SDN 5 Mukomuko.
Wayan, guru SDN 5 di Desa Pondok Batu, Kota Mukomuko yang menjadi korban pengeroyokan, difasilitasi oleh PGRI sebagai wadah profesi melaporkan permasalahan ini ke pihak kepolisian.
"Pak Wayan secara pribadi sudah memberikan dan memaafkan pelaku pengeroyokan ini, tetapi secara hukum sudah melapor didampingi oleh PGRI," ucapnya.
Selanjutnya, Wayan sudah menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada PGRI sebagai wadah profesi guru.
Sedangkan Disdikbud setempat berupaya proses ini tidak merugikan pihak tertentu baik dari pihak guru maupun masyarakat, sehingga berupaya mencari jalan terbaik.
Sebelumnya, seorang guru SDN 5 di Kabupaten Mukomuko dikeroyok tiga orang.
Salah satunya wali murid di lingkungan sekolah dasar di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, Jumat (10/12).
Guru SD 5 Kota Mukomuko bernama Wayan ini dikeroyok oleh tiga orang warga setempat.
BACA JUGA: Bahaya, Tindak Pidana Korupsi Sudah Dimulai Sejak Perencanaan
Diduga karena guru ini menegur salah satu siswa kelas 5 SD yang memukul siswa kelas 1.
"Pada saat guru menegur siswa ini, Pak Wayan ini menepis pipi siswa dan kebetulan pada saat itu siswa ini merasa kesakitan karena sedang sariawan," katanya.(Antara/jpnn)
BACA JUGA: Jaksa Tuntut Hukuman Mati, Kuasa Hukum Gunakan Kata Zalim
Redaktur & Reporter : Ken Girsang