jpnn.com, BEKASI - Polres Metro Bekasi Kota akui trend kriminalitas yang dilakukan oleh kalangan anak di wilayah hukumnya semakin meningkat. Motif yang dilakukannya beragam, mulai pembunuhan sampai perampokan berencana.
"Berdasarkan catatan kepolisian memang tingkat kriminalitas yang dilakukan anak anak meningkat," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto, Minggu (30/9).
BACA JUGA: Superbejat! Gagal Memerkosa, Ari Malah Aniaya Balita
Berdasarkan rangkaian yang dicatat INDOPOS, peristiwa pertama melibatkan anak di bawah umur di antaranya tertangkapnya RSD, 17 tahun karena membacok kawannya sendiri WH, 17 tahun hingga luka parah.
Peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam, 22 September 2018 lalu di Jalan Kusuma Utara, Duren Jaya, Bekasi Timur. Motifnya karena diduga rebutan perempuan.
BACA JUGA: Arena Sabung Ayam Digerebek Polisi
Lalu, kasus penyerangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pijar Alam, di Mustikajaya, Kota Bekasi. Atas penyerangan itu satu orang tewas akibat tawuran di Jalan Setu-Bantargebang. Akibatnya, polisi menangkap empat pelajar, CK, 17, GA, 18, AYH 17, dan MD 17.
Selanjutnya, polisi berhasil mengamankan lima remaja atas kasus tawuran di Jalan Raya Bantargebang Kota Bekasi. Mereka adalah A, 18, MS, 15, DAR, 15, RP 17, dan MAS, 16. Mereka adalah pelaku penganiayaan terhadap Indra Lesmana yang tewas dalam insiden tersebut.
BACA JUGA: 13 Ribu Guru Honorer Bekasi Mogok Mengajar
Dan yang terbaru, kasus perampokan gerai telepon seluler di Jalan Raya Narogong, Kelurahan Bantargebang. Mereka yang ditangkap, MIP 15, dan JIP 17.
Tersangka ini berani melukai penjaga toko dan menyekapnya. Polisi menduga tiga kawan tersangka yang kabur juga masih seumuran. "Kualitas kejahatan ini yang harus dipikirkan bersama," kata Indarto.
Untuk itu kata Indarto, pihak kepolisian mendorong stakeholder terkait untuk bekerja ekstra menekan angka kriminalitas yang melibatkan anak di bawah umur.
Adapun polisi telah bergerak dengan mendatangi sekolah-sekolah menjadi inspektur upacara. Langkah lain, kata dia, penyebaran polisi berpatroli membawa senjata lengkap menggunakan sepeda motor.
"Jika ada kerumuhan langsung dibubarkan, kalau ada pelanggaran pidana pelaku segera dibawa untuk diproses hukum," ujar Indarto.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Kota Bekasi, Ruri Arif Rianto mengatakan, kriminalitas yang melibatkan anak di bawah umur cenderung dilakukan oleh keluarga dengan perekonomian menengah ke bawah. Dimana orang tuanya sibuk mencari uang dibanding mengurusi anaknya.
"Kondisi ini juga tak bisa disalahkan, tapi setidaknya orang tua harus memberikan perhatian," katanya.
Karena itu, peran sekolah sangat penting. Terutama sekolah-sekolah swasta yang kurang populer. Sebab, mayoritas pelaku kriminalitas melibatkan pelajar berasal dari sekolah tersebut.
Lembaganya nyaris tak melihat pelajar dari sekolah populer seperti Al-Azhar terlibat aksi kriminalitas. "Ini peran pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah swasta," tandasnya. (dny)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Bocoran, Puluhan PSK Lolos dari Sergapan Satpol PP
Redaktur & Reporter : Adil