jpnn.com, TAPANULI TENGAH - Seorang ibu rumah tangga di Desa Ladang Tengah, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, harus menjalani hari-harinya di gubuk 2×2 meter.
Di ruangan sempit itu dia juga dipasung oleh keluarganya sendiri.
BACA JUGA: Kebakaran di Tapteng, Nenek 70 Tahun Tewas Meregang Nyawa
Dia tidak hanya merasa kesepian di dalam gubuk, tapi juga kesunyian dari penduduk sekitar.
Sebab, dia dikurung di ladang yang sunyi di desa tersebut.
BACA JUGA: Ya Ampun! Dana Desa Rp 363 Juta Kok Cuma Bersihkan Parit
Orang tuanya memiliki alasan melakukan hal itu. Mustina diduga mengalami gangguan jiwa.
Ibu dua anak ini terpaksa dikurung dan dipasung orang tuanya, karena diduga mengalami gangguan kejiwaan pasca-melahirkan anak keduanya.
BACA JUGA: Dua Bocah Tewas Tenggelam saat Berenang di Sungai Sibandat
Parulian S, 67, warga sekitar mengaku tidak sanggup melihat kondisi Mustina saat pertama kali mengunjunginya.
“Hati saya miris melihatnya, karena dia (Mustina) selalu minta tolong agar gembok kurungannya dibuka. Karena dia tidak tahan lagi di dalam. Ia mengaku tidak sakit dan tidak gila,” kata Parulian menirukan perkataan Mustina seperti dilansir New Tapanuli (Jawa Pos Group).
Sesuai penuturan orang tua Mustina dan keluarganya kepada Parulian, Mustina merupakan tamatan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Barus Tapteng.
Sesudah tamat, dia berangkat merantau ke Medan. Tidak berapa lama merantau langsung menikah dengan suaminya, Suhery. Dari hasil pernikahan tersebut, pasangan ini memiliki satu anak.
“Setelah 20 hari melahirkan anak pertamanya, ada masalah dalam rumah tangga mereka. Suaminya pergi kerja satu harian tidak pulang-pulang tanpa memberi kabar dan pesan. Hal itu membuat Mustina terpukul mentalnya. Dari situlah awalnya Mustina tidak sadarkan diri,” terangnya.
Melihat kondisi tersebut, Mustina sempat dibawa berobat dan sehat kembali. Menyusul pulangnya kembali suami Mustina. Dan, setelah melahirkan anak keduanya, penyakit Mustina kambuh kembali dan kelakuannya menjadi aneh. Terkadang, Mustina mau memaki orang, jalan-jalan ke kampung tetangga hingga bermalam di rumah orang lain.
“Karena takut terjadi yang tidak diinginkan, maka keluarganya, termasuk orang tuanya mengurung Mustina,” ungkapnya.
Melihat kondisi Mustina mengalami gangguan kejiwaan, suaminya pun pergi meninggalkannya dan membawa kedua anak mereka.
“Kondisi itulah yang membuat Mustina semakin terpukul, tidak bisa ketemu dengan kedua anaknya. Karena kedua orang tua Mustina adalah orang miskin, tidak sanggup membawa berobat ke rumah sakit jiwa, salah satu cara mereka adalah dengan mengurungnya dalam ruangan kecil itu.
“Kedua orang tua Mustina sangat mengharapkan dukungan dari dermawan yang mau membawa putri pertamanya berobat ke rumah sakit jiwa,” sebut Simatupang. (ts/mtabag)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Gantung Diri di Kamar Mandi Rumah Sakit
Redaktur & Reporter : Budi