Menyedihkan, Ribuan Anak Dilecehkan di Institusi Keagamaan

Sabtu, 16 Desember 2017 – 08:25 WIB
Siswi SD jadi korban pencabulan ayah tiri. Ilustrasi Foto: dok.Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com - Setelah lima tahun menyelidiki, Royal Commission into Institution Responses to Child Sexual Abuse Australia menyajikan laporan akhirnya tentang pelecehan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Kemarin, Jumat (15/12) komisi itu juga memberikan sekitar 400 rekomendasi terkait dengan kasus tersebut. Salah satunya, merekomendasikan kepada Vatikan agar tidak mewajibkan pastor hidup selibat.

BACA JUGA: Coinbase Akan Luncurkan Koin Lain Sebagai Pilihan Investasi

’’Apa yang komisi itu ungkap adalah sebuah tragedi nasional,’’ tegas Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull sebagaimana dikutip Associated Press.

Dalam investigasinya, komisi tersebut meneliti 41.770 laporan yang masuk dari masyarakat. Sebanyak 1.300 di antaranya merupakan laporan tertulis. Kasus-kasus itu terjadi sejak 1980-an sampai 2015.

BACA JUGA: Agen Mata-mata Australia Luncurkan Tes Rekrutmen Publik

Sebanyak 4.000 di antara 41.770 kasus tersebut terjadi di institusi berbasis keagamaan. Lebih dari 1.000 di antaranya terjadi di institusi Katolik.

Total, ada 8.000 korban yang bersaksi di hadapan komisi. Dari jumlah itu, 4.400 korban mengaku dilecehkan di institusi-institusi Katolik. Yakni, di sekolah Katolik atau asrama sekolah.

BACA JUGA: Ckckck..Ternyata Trump Abaikan Nasihat Paus Soal Yerusalem

Keberanian komisi mengungkap sisi gelap institusi Katolik tersebut menuai apresiasi positif dari Turnbull yang juga seorang Katolik. Politikus 63 tahun itu memuji kinerja komisi yang terbentuk pada 2012 tersebut. Menurut dia, seluruh anggota komisi menjalankan tugas mereka dengan baik.

’’Itu adalah wujud nyata kasih dan kepedulian mereka. Karena itu, saya ingin berterima kasih atas kerja keras mereka,’’ lanjutnya.

Turnbull meminta warga membaca hasil investigasi tersebut agar mereka memahami pola pelecehan seksual yang terjadi. Dengan demikian, mereka bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak menutup mata jika mendapati laporan tentang kasus serupa.

Hasil investigasi yang akan dipublikasikan itu dilengkapi dengan contoh-contoh kasus pelecehan seksual yang ditemukan di lapangan.

Selain berhasil mengungkap kasus pelecehan dan kejahatan seksual terhadap anak dengan jumlah yang luar biasa banyak, komisi tersebut punya temuan lain yang tak kalah penting.

Yakni, sikap abai institusi dan masyarakat terhadap kasus-kasus seperti itu. Terutama institusi-institusi Katolik. Sebab, 62 persen institusi berbasis agama yang melakukan kejahatan tersebut adalah institusi Katolik.

’’Kami menyimpulkan bahwa ada kegagalan serius dalam gaya kepemimpinan Gereja Katolik sejak berdekade-dekade lalu,’’ demikian bunyi kesimpulan tertulis yang komisi itu cantumkan dalam laporannya kemarin.

Berdasar kesimpulan tersebut, komisi mengajukan rekomendasi kepada Vatikan agar tidak mewajibkan semua pastor hidup selibat alias tidak menikah.

Presiden Konferensi Uskup Katolik Australia Uskup Agung Denis Hart mengaku akan meneruskan rekomendasi tentang hidup selibat kepada Paus Fransiskus di Vatikan.

’’Nanti, rekomendasi itu bisa berdampak besar bagi Gereja Katolik di Australia dan di negara-negara yang lain,’’ ujarnya sebagaimana dilansir Reuters. Sebab, semua pastor di seluruh penjuru dunia, tidak hanya di Australia, wajib tidak menikah.

Dalam investigasinya, Royal Commission into Institution Responses to Child Sexual Abuse mendengarkan kesaksian dari ribuan korban. Rata-rata, sekarang mereka menjadi orang tua.

Sebab, di masa lalu, laporan mereka bagaikan angin lalu saja. Bahkan, tidak jarang, anak-anak yang menjadi korban pelecehan dan kejahatan seksual para pastor tersebut malah dihukum karena dianggap memfitnah.

Reaksi pastor, institusi Katolik, bahkan Gereja Katolik di Australia, menurut komisi itu, memperparah pelecehan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Selain pastor, guru atau orang tua angkat, dan ibu/bapak asrama, sebenarnya pelecehan serta kejahatan seksual tersebut ada yang dilakukan sesama anak. Sayang, saat ada laporan tentang hal seperti itu, si pelapor justru dicurigai.

Kemarin komisi juga merekomendasikan supaya para pastor yang melakukan pelecehan dan kejahatan seksual tersebut bisa menjalani pemeriksaan hukum. Baik mengaku ataupun tidak, para pastor itu layak diperlakukan sebagai tersangka dan diinvestigasi.

Hart mendukung rekomendasi tersebut. Sikap yang sama ditunjukkan para pemuka Gereja Anglikan dan gereja-gereja lain yang dianggap melindungi para pelaku.

’’Institusi-institusi berbasis agama gagal melindungi anak-anak. Sebaliknya, mereka malah melindungi para pelaku pelecehan dan kejahatan seksual. Ada puluhan ribu anak yang menjadi korban dan para pelakunya tidak hanya satu atau dua orang. Kita tidak akan pernah tahu jumlah sesungguhnya,’’ demikian bunyi kesimpulan Royal Commission into Institution Responses to Child Sexual Abuse Australia. (hep/c22/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Predator Sejak Usia 10 Tahun, Boston Sudah Cabuli 50 Bocah


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler