jpnn.com - JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) hanya memperoleh 2 kursi di DPRD DKI Jakarta. Karenanya butuh bergabung dengan salah satu parpol untuk membentuk fraksi. Semula partai besutan Hatta Radjasa itu bergabung dengan Fraksi Golkar yang memperoleh 9 kursi.
Belakangan ini justru mencabut diri dari koalisi dengan Golkar, langsung bergabung dengan Fraksi Demokrat yang memperoleh 10 kursi. Koalisi Demokrat-PAN menjadi satu fraksi itu memiliki total suara sebanyak 12 kursi.
BACA JUGA: Pelaku Pelecehan Seksual Ditelanjangi di Halte Busway
Hengkangnya PAN dari rencana bergabung dengan Fraksi Golkar ternyata memiliki alasan kuat. Berdasarkan pengakuan dua anggota dewan dari PAN, penarikan diri tersebut akibat Golkar melanggar kesepakatan sebelumnya dengan PAN.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari PAN Johan Musyawa membenarkan, partainya sudah memutuskan bergabung dengan Fraksi Demokrat. Bahkan surat keputusan bergabungnya PAN ke Demokrat sudah dikeluarkan oleh DPW PAN DKI Jakarta yang ditandatangani ketua dan sekretaris.
BACA JUGA: Ponpes Terbakar, Santri Tewas Terpanggang
"Waktu sama Golkar belum ada keputusan tertulis, baru hanya tingkat pembicaraan serius. Tapi dengan Demokrat sudah disepakati secara tertulis," ujar dia, kemarin (3/9).
Johan membeberkan, pihaknya berpaling dari Golkar karena tidak menjalankan komitmen dengan kesepakatan yang dibicarakan sebelumnya.
BACA JUGA: 445 Calon Jemaah Haji Kota Tangerang Diberangkatkan
"Pada saat Golkar mau meminang kami untuk bergabung menjadi satu fraksi, kami meminta jatah kursi sekretaris fraksi. Awalnya Golkar sepakat, tapi di tengah perjalanan ternyata Golkar menyimpang. Ternyata kami hanya ditempatkan di wakil sekretaris fraksi," terangnya.
Setelah itu, Fraksi Demokrat pun meminang PAN. Bahkan Demokrat mau mengakomodir semua posisi tawar yang disodorkan PAN. Posisi tawar itu tidak lain menempatkan kader PAN di posisi sekretaris fraksi, anggota komisi E, serta anggota Badan Legislasi Daerah (Balegda). Sedangkan satu kursi lagi diberikan jatah kursi anggota komisi B dan Badan Angaran (Banggar).
Sementara Anggota DPRD DKI dari Golkar Asyraf Ali tidak membantah perihal lepasnya koalisi dengan PAN dalam satu fraksi. "Ya, PAN lebih memilih Demokrat, dan kami hormati keputusan PAN tersebut," kata dia.
Namun Asraf irit bicara terkait dengan adanya pelanggaran komitmen. "Setahu saya gak ada kesepakatan yang dilanggar. Ini hanya kepentingan pusat saja," tandasnya.
Di tempat tepisah, Ketua Fraksi Demokrat Sementara Lucky Sastrawiria membenarkan perihal penggabungan antara Demokrat dengan PAN menjadi satu fraksi. "Dengan total 12 kursi, berarti Demokrat mempunyai jatah dua kursi pimpinan komisi," ungkapnya.
Lucky pun mengungkapkan, Demokrat mengabulkan soal posisi tawar jabatan untuk kader PAN di DPRD DKI.
"Dengan bergabungnya PAN, banyak hal positif yang bisa diraih Demokrat, salah satunya bertambahnya jatah kursi pimpinan komisi. Jadi tidak ada alasan Demokrat untuk menolak posisi tawar yang meminta jabatan sekretaris fraksi," pungkasnya. (pes)
Hitungan proposional jumlah pimpinan komisi DPRD DKI Jakarta
Fraksi Jumlah kursi Jatah Pimpinan Komisi
1. PDI Perjuangan 28 4
2. Gerindra 15 2
3. Demokrat-PAN 12 2
4. PKS 11 1
5. PPP 10 1
6. Hanura 10 1
7. Golkar 10 1
8. PKB 6 1
9. Nasdem 5 1
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Tewas Didor Perampok
Redaktur : Tim Redaksi