jpnn.com - JAKARTA - Seorang pelatih atlet tenis nasional berinisial DP (54) dilaporkan ke Polda Metro Jaya. DP diduga telah melakukan pencabulan terhadap seorang anak didiknya berjenis kelamin pria berinisial ES (17).
Kuasa hukum korban, M. Muklas menyatakan, pelecehan terhadap ES itu diduga dilakukan sang pelatih di rumahnya, kawasan Jakarta Barat, Agustus 2013. "Menurut korban pelecehan itu baru sekali dilakukan," kata Muklas yang didampingi ibu korban, AS kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (16/5).
BACA JUGA: Kejagung Belum Mau Garap Jokowi-Ahok terkait Kasus Transjakarta
Muklas menambahkan, pihaknya baru melaporkan hal itu karena harus mempertimbangkan psikologis korban. Bahkan sebelum melapor ke polisi, pihak kuasa hukum dan keluarga korban berkonsultasi terlebih dahulu dengan psikolog.
"Pada akhirnya kesimpulannya kami harus laporkan demi penegakan hukum," sambung Muklas. Pihak ES hari ini resmi melaporkan sang pelatih ke Polda Metro Jaya dengan laporan bernomor LP/1795/V/PMJ Ditreskrimum.
BACA JUGA: Harta Rachmat Yasin Naik 23 Persen
Sementara ES yang menjadi korban hingga saat ini masih trauma. "Semenjak kejadian dia (ES) taruma dan tidak mau ikut latihan lagi," kata AS.
Ia menuturkan, peristiwa menimpa anaknya itu terjadi saat tengah latihan tenis bersama terlapor. Menurut AS, saat itu terlapor mendatangkan pelatih dari luar negeri untuk latihan bersama. Korban sempat seminggu di Senayan untuk mengikuti latihan itu.
BACA JUGA: Belasan PSK Terjaring Razia Satpol PP
Namun setelah dari Senayan, para anak didik kembali diajak untuk latihan ke Bandung, Jawa Barat. Karena biaya mahal, korban mengurungkan niatnya untuk ikut ke Kota Kembang itu.
Nah, ketika itu terlapor mulai melancarkan aksinya. Menurut AS, terlapor menawarkan kesempatan ke ES agar bisa ikut ke Bandung. ES pun diminta datang ke rumah DP.
Mendapat tawaran, korban pun datang ke rumah sang pelatih dengan harapan bisa ikut latihan ke Bandung. Namun, saat di rumah itulah diduga korban dicabuli terlapor. "Sejauh ini anak saya memang dibiayai namun diperlakukan dengan tidak senonoh," sesal AS lagi.
Ia menambahkan, selain diiming-imingi janji, korban juga diancam agar perbuatannya tak diberitahukan kepada orang lain. "Anak saya berusaha lari dari rumah itu, bahkan saat mau keluar, dia harus loncat pagar," katanya.
Beruntung ES berhasil kabur dari rumah pelatih tersebut. "Kalau seandainya korban tak lari, seperti apa itu jadinya. Seorang pelatih mencabuli, mengagahi anak saya laki dengan laki-laki juga," kata AS yang menduga kemungkinan besar ada korban lain selain anaknya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok : Mark Up Harga Transjakarta Bukan Perintah Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi