jpnn.com - JAKARTA - Kedutaan Besar Australia di Jakarta kembali menghadirkan Australian Culinary Trails (ACT) yang kedua kalinya di Jakarta. Acara tahunan berupa pameran produk kuliner dan boga unggulan asal Australia ini dilaksanakan di West Mall, Grand Indonesia selama tanggal 21 hingga 26 April.
Duta Besar Australia Paul Grigson mengatakan bahwa kegiatan festival makanan ini bisa membuka peluang industri kepada kedua negara, yakni Australia dan Indonesia. Selain mengenal satu sama lain tentang budaya, kedua negara ini bisa berbagi tentang makanan dan produk.
BACA JUGA: Bir Jahe Khas Australia, Minuman Tanpa Alkohol yang Penuh Sensasi
"Kami melihat pontesi besar untuk meningkatkan kiprah kedua negara ini di sektor makanan dan berharap kegiatan ini membuka peluang bagi industri kepada Australia dan Indonesia," ujar Paul usai meresmikan acara tersebut dengan pemotongan tumpeng, Selasa (21/4).
Selain itu, kata Paul, disini pihaknya juga ingin mengenalkan kepada warga Indonesia bahwa Australia memiliki beragam makanan dengan produk kualitas terbaik. "Ini adalah inisiasi menarik mengenalkan produk kuliner terbaik Asutralia di Indonesia," tambahnya.
BACA JUGA: Lebaran, Petugas KAI Dilarang Cuti
Acara tahunan yang diselenggarakan tahun ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Tahun lalu lanjutnya ACT mengadakan berbagai di berbagai tempat seperti Hero, Tugu Kunsktring dan Miele House yang ada di Jakarta.
"Tahun ini kami memfokuskan di satu tempat saja di Grand Indonesia," ujar Trade & Investment Commisioner Australian Trade Commission, Matthew Durban, saat ditemui usai acara pembukaan ACT, di Jakarta, Selasa (21/4).
BACA JUGA: Jokowi Harapkan Negara Peserta KAA Kompak Permudah Regulasi Investasi
Di acara ini, pencinta kuliner bisa menemukan produk asli Australia seperti makanan favorit mahasiswa Indonesia di Australia seperti Green Puncake Shake. Kemudian beragam jenis makanan ringan, cokelat, wine, bahkan bir tanpa alkohol, ginger beer seharga Rp 20 ribu per botol.
Meski mengangkat nama Australia, tapi tak banyak tenan yang menjual makanan khas Australia. Beberapa pengunjung yang ingin mencari makanan khas Australia disana tidak menemukannya sama sekali. Mereka hanya menjual produk yang merupakan bisnis mereka.
"Mereka adalah alumni pelajar Australia yang punya bisnis kuliner, jadi yang mereka juga memang bukan makanan khas Australia," ungkap Debora Gracia, Business Development Manager Australia Trade Commission disela-sela acara.
Produk Australia asli hanya ditujukan pada makanan siap santap atau makanan dalam kemasan dengan merek asli Australia, seperti cokelat Cadbury, Nuttela, Carman's, Heinz, Poppin, Bloss Boms, Green Puncake Shake, Caramel Pop Corn, dan lain sebagainya.
"Seperti kata Dubes tadi, kegiatan ini lebih ingin memperkenalkan tentang produk Australian food & beverages kepada Masyarakat Indonesia. Karena Indonesia pencinta makanan, jadi diharapkan dari acara ini ada terbuka sebuah peluang bisnis baru," ujar Debora.
Selain mencicipi beragam makanan buatan para alumni pelajar Australia, berbagai kegiatan menarik juga akan ditemukan di sini, mulai dari food class berupa food styling photography dan wine tasting, travel talk bersama travel blogger Kenny Santana, hingga demo memasak.
"Acara ini bertujuan untuk meningkatkan awareness konsumen akan produk-produk makanan dan minuman Australia yang segar dan berkualitas premium," tandanya. (ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wujudkan Satu Juta Rumah, BTN Teken MoU dengan Lima Developer
Redaktur : Tim Redaksi