Merasakan Fenomena Obama di Jantung Amerika (1)

Monumen Tanda Tangan Jadi Penanda Kemenangan

Selasa, 11 November 2008 – 10:25 WIB
Foto :DOAN WIDHIANDONO /JAWA POS
TERpILIHYA Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat (AS) bukan proses politik biasaPemilihan umum itu menghasilkan pemenuhan mimpi

BACA JUGA: Ali Fauzi, Adik Bungsu Amrozi-Mukhlas, Paling Repot saat Eksekusi

Mimpi bangsa Amerika
Suasana itu sangat terasa di Washington DC, ibu kota negara adidaya tersebut.

DOAN WIDHIANDONO, Washington DC

You're the man, Obama

BACA JUGA: Hari-Hari Terakhir Amrozi Cs Menjelang Eksekusi

Thanks for making our dreams come true
Michael family, Texas

BACA JUGA: Mengunjungi Kenwood, Tempat Tinggal Barack Hussein Obama di Chicago, AS

(Andalah jagoannya, ObamaTerima kasih telah mewujudkan impian-impian kamiDari keluarga Michael, Texas).

Congratulation, PresBarack ObamaYou have shown us that nothing is impossibleA man has to run to chase his dreamWe will runJack Samuel, Baltimore(Selamat, Presiden Barack ObamaAnda telah menunjukkan bahwa tidak ada hal yang mustahil terjadiOrang harus berlari untuk mengejar impiannyaDan kami akan terus berlariDari Jack Samuel, Baltimore).

Kalimat di atas adalah dua di antara ratusan atau bahkan ribuan ungkapan yang tertulis pada lima papan tripleks di depan Lincoln Memorial, tempat mengenang presiden ke-16 AS, Abraham LincolnSejak 4 November, papan-papan itu telah dipasang di depan bangunan yang terletak segaris dengan gedung Capitol, Washington Monument, dan World War II Memorial tersebut.

Pada papan terbesar, yang tepat menghadap Lincoln Memorial ada tulisan besar, Congratulations President Obama, Change Won't be Very Easy, but..Together as One World, Yes We Can

Aliran orang mulai membubuhkan tulisan di papan itu setelah proses pemilihan umum selesaiTulisan itu kian bertambah setelah Obama resmi dinyatakan memenangi pemilu tersebutDan pada 5 November, sehari setelah pemilu, papan tripleks itu seakan menjadi objek wisata baru di kawasan Lincoln MemorialTuris asing maupun warga sekitar menyempatkan antre mendekat, berdesakan, untuk menuliskan ungkapan mereka atas terpilihnya Barack Obama sebagai presiden ke-44 AS.

Sebagian ungkapan itu pendek-pendek, sekadar ungkapan selamatNamun, ada pula yang begitu panjang hingga menyerupai puisiAda ungkapan yang hanya diteken, ada juga yang ditempeli fotoAda yang ditulis tangan, banyak pula yang di-print lantas ditempel.

Saat Jawa Pos mengunjungi Lincoln Memorial, Minggu (9/11), tripleks itu sudah begitu penuhBegitu penuhnya hingga tidak cuma tripleksnya yang ditulisBaliknya pun diberi tulisan, termasuk kaki-kaki penyangga tripleks ituNamun, pengunjung terus berdatanganTulisan terus bertambah hingga saling tumpang tindih dan nylempit di mana-mana.

''Ini ekspresi kegembiraan duniaSaya mau terlibat di dalamnya,'' ujar Manooj, warga India yang tinggal di BaltimoreSiang itu Manooj mengunjungi Lincoln Memorial bersama istri dan dua putrinyaDan memang, seperti pengunjung lain, mereka menyempatkan diri menikmati ''wahana'' baru Lincoln MemorialYakni, papan coret-coret tersebut.

"You gave us spirit, Mr President," tulis Manooj dalam papan tersebut''Sebab, yang dibawa Obama memang benar-benar semangat baruSemangat yang mengubah wajah Amerika,'' ungkap pria yang sudah 16 tahun tinggal di Amerika Serikat itu''Yang membuat lebih bersemangat, tulisan ini diletakkan di tempat yang sangat bersejarah,'' kata Manooj.

Bagi warga AS, Lincoln Memorial memang punya sisi sejarah khasTempat itu bukan cuma tetenger (landmark) untuk mengenang Abraham LincolnNamun, Lincoln Memorial turut berperan dalam sejarah persamaan hak di AS.

Pada 28 Agustus 1963, Martin Luther King Jr, salah seorang tokoh kulit hitam yang memperjuangkan persamaan hak, berpidato di depan Lincoln MemorialPidato itu sangat terkenalBanyak yang menyebut pidato itu sebagai I Have A Dream SpeechMemang, saat berbicara di depan bangunan bergaya Yunani itu, kalimat terkenal King adalah I have a dream (saya punya mimpi)

Pidato bersejarah itu diucapkan King pada hari terakhir pawai manusia yang kerap disebut March on Washington for Jobs and Freedom (pawai di Washington demi pekerjaan dan kemerdekaan).

Salah satu kutipan pidatonya adalah, ''Saya bermimpi, suatu hari bangsa ini akan bangkit dan mewujudkan makna semboyan bangsaYaitu, kami meyakini hal ini, bahwa setiap orang diciptakan setaraSaya bermimpi, suatu hari empat anak saya akan hidup pada suatu bangsa, tempat mereka tidak dinilai semata-mata berdasar warna kulit, tapi berdasar karakter.''

''Dan sekarang, impian Dr King menjadi kenyataanPresiden kami tak dipilih berdasar warna kulitWarga memandang Obama adalah figur yang cocok, tak peduli dia hitam atau putih,'' kata Marianne Simpson, warga kulit putih yang tinggal di Chicago.

Karena itu, hingga pekan ini, aliran warga yang ingin merayakan terpenuhinya mimpi berumur 45 tahun tersebut belum berhentiKemeriahan pun masih terasa di depan papan ekspresi yang sepintas justru mirip wahana grafiti tersebutDi dekat papan tripleks itu ada orang yang menjual kaus bergambar Barack ObamaCukup murah untuk ukuran AmerikaHanya USD 10Kualitas kaus itu sebenarnya tak terlampau apikKainnya tipis, cenderung panas, dan terasa menerawang''It's OKIni sekadar suvenir dan properti foto di sini,'' kata Amber, seorang pengunjung wanita, lantas terbahak.

Dengan terpilihnya Obama, tempat Martin Luther King Jr ''bermimpi'' pun cukup mencuri perhatianPada pawai masal di Washington empat dekade lalu, King berpidato di anak tangga teratas menuju bangunan Lincoln MemorialKala itu, sekitar sejuta orang membentang berkumpul di bawahnya untuk mendengarkan orasinya yang menginspirasi orang.

Kini, lantai tempat King berdiri diberi tanda khususLantai itu dipahat tulisan I Have a Dream, plus nama dan tanggal pidato KingDari tempat pidato itu, kalau orang memandang lurus ke depan akan terlihat kolam refleksi, kolam dangkal yang juga menjadi ''tempat wisata'' bebek-bebek liarDi seberang itu ada World War II Memorial, monumen berbentuk pilar-pilar dan air mancur untuk memperingati kepahlawanan prajurit AS pada Perang Dunia II.

Di seberangnya lagi, masih dalam satu garis lurus, tampak Washington Monument, tugu berujung limas yang juga menjadi salah satu landmark Washington DCDan, nun jauh di depan ada Gedung CapitolKarena berada segaris, kubah gedung terkenal itu kadang tertutup oleh Washington MonumentKalau orang berdiri tidak dalam satu garis lurus, kubah itu terlihat mengintip-intip di cakrawala Washington.

Di belakang tempat pidato itu ada patung Abraham Lincoln yang sangat terkenalPosenya duduk, memandang ke arah kolam refleksi dan Washington MonumentSeolah-olah, presiden yang mantan Senator Illinois itu selalu mengamati ibu kota AS tersebut

Tinggi patung itu 6 meter dan lebarnya 6 meterPatung tersebut dipahat dari 28 blok batu granit GeorgiaDi Lincoln Memorial, patung itu adalah ''tempat foto wajib'' bagi para pengunjung.

Sekarang, bukan cuma patung itu yang enak dijadikan tempat foto''Kian banyak orang yang ingin foto di tempat pidato Dr KingIni saya sedang antre foto,'' ujar Maleena Johnson, warga New York, yang datang bersama anak dan ibunya.

Kadang orang tak sekadar berfoto di tempat ituAda juga yang berdiri tegak menghadap ibu kota sambil berkata, ''I have a dream!''

''Saya membebaskan anak saya bermimpiSebab, mimpi itu pasti tercapai kalau kita on the right track,'' ungkap wanita 38 tahun tersebut''Dan siapa tahu, nanti kita punya Uncle Sam berkulit hitam,'' tambahnya lantas tertawa.

Selama ini, Uncle Sam alias Paman Sam memang disimbolkan sebagai pria berkulit putih bertopi tinggi dengan motif bendera ASMaleena bisa jadi benar, suatu saat nanti, Uncle Sam bisa berkulit hitam.

Memang, terpilihnya Obama membuka harapan baru bahwa perbedaan ras bukan sebuah penghalangPresiden ke-44 AS yang keturunan Kenya itu membuktikan bahwa mimpi Martin Luther King Jr bukan mimpi di siang bolong(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Besar Lolo Soetoro, Kerabat Dekat Calon Presiden Amerika di Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler