AVAZ tersenyum menyaksikan iring-iringan mobil pengangkut personel militer Kirgistan menuju Shai-Tubeh, wilayah kecil di Osh
BACA JUGA: Menteri Dituduh Menghina Raja
Dia legaBACA JUGA: Kematian Bisa Tembus Dua Ribu
Dia yakin, serdadu-serdadu Kirgistan itu bakal melindungi warga dan menciptakan kedamaian.Tapi, betapa kecewanya dia saat pasukan penjaga perdamaian tersebut justru menebar teror dalam masyarakat
BACA JUGA: Permohonan Anwar Ditolak Hakim
Tapi, kami salahMereka justru dikirim untuk membunuh kami," kata Abdukadyrov, dalam wawancara dengan The New York Times, Rabu (16/6)Menurut pria berusia 48 tahun itu, para serdadu berlompatan turun dari mobil yang mengangkut mereka dan langsung melepaskan tembakan ke rumah-rumah warga.Sambil memuntahkan timah panas dari senapan otomatis, para personel militer Kirgistan itu mencemooh etnis Uzbek"Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Uzbek," ungkap AbdukadyrovKesaksian yang sama diungkapkan belasan tetangga Abdukadyrov yang juga keturunan UzbekMereka sangat takutApalagi, bentrok berdarah Kamis (10/6) malam, mempertajam perselisihan etnis Uzbek dan Kirgis.
Selain memburu warga etnis Uzbek, serdadu Kirgistan dari kesatuan yang seharusnya netral itu, juga disebut membakar sejumlah gedungAkibatnya, beberapa warga Shai-Tubeh tewas dan sejumlah besar lainnya terluka"Yang paling memilukan hati, saat kami berusaha keras melarikan diri dari kebakaran, para serdadu berseragam tersebut tertawa-tawa dan menari-nari di jalan," ujar Abdukadyrov dengan suara bergetar.
Ironisnya, bukan hanya Shai-Tubeh yang menjadi saksi kebrutalan militer KirgistanRabu (16/6), sebuah masjid di perbatasan Uzbekistan yang menjadi tempat mengungsi warga etnis Uzbek juga menjadi sasaran amuk militerDi beberapa wilayah lain di Osh, warga juga melaporkan aksi nekat militer KirgistanBahkan, bukan hanya senapan otomatis yang menjadi senjata, tapi juga kendaraan lapis baja.
"Khawatir menjadi sasaran berikutnya, warga di sekitar tempat tinggal saya memblokade jalan raya yang menjadi akses utama menuju wilayah kami," kata Halisa Abdurazakova, salah seorang dokter yang ditugaskan di tempat pengungsianSayangnya, lanjut perempuan 37 tahun itu, blokade yang disusun dari batu-batu besar tersebut hancur setelah ditabrak tank militerAkibatnya, wilayah tempat tinggal Abdurazakova pun tidak lepas dari kebrutalan militer Kirgistan.
Insiden di Shai-Tubeh dan wilayah sekitarnya itu, lantas membuat masyarakat internasional mempertanyakan sifat bentrok antaretnis yang bukan baru kali ini pecah di KirgistanYakni, apakah bentrok yang merenggut nyawa sedikitnya 191 orang itu spontan, atau sudah direncanakanNama presiden terguling, Kurmanbek Bakiyev pun, sempat muncul sebagai tersangka dalang kerusuhan.
Yang pasti, kembali pecahnya konflik antaretnis di Kirgistan, membuktikan bahwa pemerintahan sementara yang dipimpin Roza Otunbayeva tidak sepenuhnya berkuasaApalagi, sebelum bentrok pekan lalu, pemerintahan sementara yang terbentuk April lalu dan didukung penuh Rusia tersebut, juga kecolongan konflik antaretnis pada Mei lalu(hep/c5/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Bagi Hibah Proyek Air Minum
Redaktur : Tim Redaksi