Mereka yang Peduli Hari Bumi

Jumat, 23 April 2010 – 16:47 WIB
HARI Bumi yang jatuh pada Kamis (22/4) kemarin diperingati di hampir seluruh kota di IndonesiaPara aktivis pecinta lingkungan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyelematkan bumi dari penjarahan dan juga kerusakan

BACA JUGA: Gaji Turun, Hatta Radjasa Mengeluh

Gerakan yang rata-rata diikuti oleh puluhan hingga ratusan aktivis, pada umumnya menggelar berbagai aksi
Mulai dari orasi, teatrikal hingga tindakan konkret aksi menanam pohon, seperti yang dilakukan oleh para aktivis dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Bumi yang kita tempati perlu kita cintai bersama

BACA JUGA: Kerusuhan Batam Tak Berdampak Ekonomi

Namun sayang, kesadaran manusia untuk mencintai bumi masih sangat rendah
Termasuk di Indonesia

BACA JUGA: Seluruh Pegawai KPK Bakal Berkumpul

Tak banyak yang menyadari, bahwa pemanasan global telah membuat alam di negeri tercinta ini murkaBencana alam terjadi di mana-manaBanjir bandang, tanah longsor, dan juga kebakaran hutan sebagai bukti bahwa bangsa ini tidak memiliki kecintaan terhadap bumi yang dipijaknyaMencintai bumi, masih sebatas logan dan teriakan para aktivis lingkungan.

:TERKAIT Indonesia sebagai paru-paru dunia tidak lagi hijauBanyak hutan meranggas, ditebas penebang ganas dan liarKini aktivis dan pegiat lingkungan seperti Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) hanya bisa menghimbau dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyadari pentingnya bumi kitaPentingnya bumi kita tetap hijauKarena, seperti kita tahu, bahwa karbondioksida merupakan kontributor terbesar bagi pemanasan global.Indonesia sebagai paru-paru dunia diharapkan bisa tetap membuat eksis kehidupan ini menjadi lebih baik, selain sebagai penyeimbang sistem ekologi dan ekosistem makhluk yang ada di bumi

Pada umumna aksi hari Bumi berlangsung damaiHanya di Makasar yang sempat diwarnai sedikit onar.Keonaran berawal ketika peserta aksi gagal berdialog dengan para wakil rakyat di gedung DPRD setempatKarena merasa tidak diperhatikan wakil rakyat, para aktivis yang sebagia besar dari sejumlah LSM dan Perguruan tinggi itu ada yang melakukan aksi pelemparan ke gedungDengan alasan pada saat yang bersamaan, pimpin DPRD sedang menerima perwakilan dari LSM Forsda dan nelayan yang datang terkait hari bumi juga.

Jawaban itu yang justru memancing amarah aktivisMereka pun menggelar aksi melempari gedung DPRD Kolaka.Setelah sempat diamankan di mobil patroli polisi, tiga aktivis mahasiswa akhirnya dilepas setelah pimpinan DPRD Parmin Dasir bersedia menerima aspirasi mahasiswa.

Dalam aksinya baik LSM Forsda maupun mahasiswa menyoroti pengelolaan tambang di Kolaka yang mencemarkan lingkunganJabir koordinator Forsda Kolaka mengatakan izin usaha pertambangan yang dikeluarkan pemkab Kolaka kian menghawatirkanPasalnya hampir semua  pemegang kuasa pertambangan (KP) membangun dermaga khusus dengan menimbun laut (reklamasi) yang diduga tanpa melalaui proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).“Buktinya desa-desa seperti Hakatutobu, Tambea, Sopura, Oko-oko adalah wilayah yang paling parah menerima sedimentasi lumpur tambangPetani rumput laut dan nelayan disana kehilangan mata pencaharian tanpa adanya kompensasi dari persahaan maupun pemeritah,” terang Jabir(aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPR Salahkan UU Ketenagakerjaan


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler