Mesir Bikin Indeks Tergelincir

Selasa, 01 Februari 2011 – 02:44 WIB

JAKARTA - Koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berlanjutPada penutupan perdagangan kemarin, indeks tergerus 78,443 poin (2,25 persen) ke posisi 3.409,16

BACA JUGA: Menteri ESDM Lambat, Trading Batubara Tersendat

Sedangkan indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ 45) drop 16,485 poin (2,68 persen) ke level 597,854.
      
Kerusuhan hebat di Mesir membawa dampak pada bursa regional dan akhirnya terhadap IHSG
"Koreksi IHSG merupakan dampak dari sentimen negatif regional terkait krisis politik di Mesir, serta aksi tunggu investor akan data inflasi Januari," ujar analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, di Jakarta, Senin (31/1).

Kondisi di negara maju memang kurang mendukung

BACA JUGA: BTN dan Bukopin Genjot Kredit Perumahan

Salah satunya laporan inflasi Spanyol yang mencetak level tertinggi sejak dua tahun terakhir
Berdasar data National Statistics Institute, harga di tingkat konsumen naik menjadi 3 persen setelah Desember 2010 lalu 2,9 persen

BACA JUGA: Permata Incar 100 Ribu Nasabah KK Baru

Angka itu tertinggi sejak Oktober 2008, sedangkan inflasi pokok naik menjadi 3,3 persen.
      
Penyebab utama lonjakan inflasi tersebut adalah kenaikan harga minyak mentah sejak tahun lalu yang menambah pengeluaran negara untuk produk energi seperti bensin dan bahan bakar pemanasSebelumnya, Jerman merilis inflasi tahunan mengalami percepatan hingga 2 persen pada JanuariSurvei analis yang dilakukan Bloomberg memprediksi pertumbuhan harga konsumen di wilayah Eropa akan naik menjadi 2,3 persen pada Januari.

Kecemasan pelaku pasar di dalam negeri terlihat sepanjang perdagangan kemarinMemulai perdagangan, indeks langsung drop 51,038 poin (1,47 persen) ke 3.436,57Koreksi terus berlangsung hingga penutupan perdagangan sesi I dengan penurunan mencapai 83,659 poin (2,40 persen) ke 3.403,951.
       
Vice President Research & Analysis PT Valbury Asia Futures Nico Omer menambahkan kondisi di Mesir tidak akan memberi pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG dalam jarak menengah dan panjangSentimen tersebut menurutnya hanya bersifat sementara.

Menurut Nico, fokus utama pasar saat ini masih seputar inflasi baik dari dalam maupun luar negeriUntuk saat ini, koreksi yang melanda indeks merupakan hal wajar terlebih jika dilihat dari aspek teknikal karena sempat mengalami kenaikan signifikan pekan lalu"Inflasi memang menjadi kekhawatiran terbesarSelama ini belum jelas, pasar pun masih dalam tekanan," ucapnya.

Aksi jual asing (foreign net sell) pada perdagangan kemarin memang kecil yaitu Rp 199,868 miliarSebanyak 217 saham turun dan hanya 31 naik, serta 52 stagnanFrekuensi transaksi mencapai 90.387 kali pada volume 2,957 miliar lembar saham senilai Rp 5,266 triliun(gen/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Scoopy Tambah Produksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler