Meski Dikritisi, Asumsi Makro APBN 2011 Disetujui

Selasa, 25 Mei 2010 – 18:53 WIB
JAKARTA - DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010Asumsi makro yang disepakati tersebut adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen, inflasi 5,5 persen, nilai tukar rupiah Rp 9.100-9.200, suku bunga Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 6,5 persen, lifting minyak 965 barel/hari, serta harga minyak USD 80 per barel.

Selain itu, lembaga legislatif juga menyetujui kerangka ekonomi makro APBN 2011 untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah dalam bahasan selanjutnya

BACA JUGA: APBN Indonesia Sehat Hadapi Krisis Eropa

Kerangka ekonomi makro APBN 2011 sendiri mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya
Beberapa indikator menandainya, seperti pertumbuhan ekonomi dari 5,8 persen menjadi 6,2 hingga 6,4 persen (2011), inflasi mencapai 4,9 sampai 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 9.100-9.400, SBI tiga bulan 6,3 hingga 6,5 persen, lifting 960-980 barel/hari, serta harga minyak yang diusulkan bisa mencapai USD 80-85/barel.

Namun meski disepakati, dalam Sidang Paripurna dengan agenda mendengarkan pandangan fraksi-fraksi terhadap pengajuan kerangka makro ekonomi 2011 di ruang sidang paripurna DPR RI, Selasa (25/5) itu, tetap dibumbui dengan banyak kritikan terhadap kerja dan kinerja pemerintah yang diharapkan agar lebih baik lagi

BACA JUGA: Menkeu Optimis Ekonomi Negara Membaik

Antara lain seperti yang diungkapkan oleh anggota Fraksi PDIP, Dadoes Soemarwanto
Dikatakannya, kerangka ekonomi makro 2011 ini harus memenuhi azas percepatan ekonomi dan keadilan

BACA JUGA: Kunjungi Indonesia, Mendag AS Boyong 40 Pengusaha

Ia mendasarkannya pada kenaikan belanja negara dari tahun 2005 (Rp 509,6 triliun), yang meningkat hingga Rp 1.120 triliun pada tahun 2010.

"Harapan kita adalah, peningkatan ini harusnya membawa perubahan kesejahteraan yang lebih baik lagiTapi sayangnya, dengan kenaikan belanja yang drastis tersebut, angka kemiskinan hanya turun 1,8 persen sajaHarusnya ke depan ada hasil riil dari peningkatan porsi pendapatan negaraIndonesia juga harus bisa jadi pengekspor dan bukan hanya pengimpor minyak dunia," katanya.

Kritik tajam juga datang dari FPKSMelalui juru bicaranya, Akbar Zulfikar, FPKS berpandangan bahwa pokok kebijakan fiskal yang disampaikan pemerintah pada tanggal 20 Mei lalu, pada beberapa porsi dan asumsi memang harus dikaji ulangTerlebih lagi katanya, dunia internasional masih merasakan imbas dari krisis ekonomi yang terjadi di Yunani"Asumsi dalam APBN ke depan harus bisa lebih berani lagi, dan riil untuk pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerjaKarena itu, PKS mengusulkan memasukkan pengentasan kemiskinan dalam kerangka makro ekonomi APBN," tegas Akbar.

Sementara itu, Fraksi PAN menegaskan bahwa asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN mestinya bukanlah retorika politik semataNamun katanya, pemulihan ekonomi dunia dan Indonesia harus didukung oleh pasokan kebijakan fiskal yang baik"PAN menyambut baik optimisme 2011Tahun lalu terjadi peningkatan pertumbuhan, namun tidak berhasil mengentaskan kemiskinan," kata juru bicara FPAN, Taslim.

Meski hampir sebagian besar fraksi menyampaikan kritik cukup tajam, namun Menkeu Agus Martowardojo mengaku senang karena akhirnya asumsi makro APBN 2011 itu disetujui"Artinya, setelah disetujui bisa kita tindaklanjutiAkan kita bahas kembali 1 Juni nanti di DPR RIKarena APBN 2010 sehat, makanya kerangka asumsi makro 2011 nanti akan kita bahas lagi," katanya(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLTA Asahan III, Gubernur Sumut Melunak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler