jpnn.com, PACITAN - Krisis air bersih yang melanda Pacitan, Jatim tak kunjung berakhir.
Meski belakangan mulai turun hujan, masih banyak desa yang mengajukan permintaan air bersih kepada pihak BPBD.
BACA JUGA: Ibu Hamil Terpaksa Pikul Air Kotor Saat Musim Kering
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono menyatakan, air bersih terus didistribusikan.
Bahkan, cakupannya meluas. Beberapa desa yang semula dipetakan masuk kategori II ternyata juga mengajukan permintaan air bersih.
BACA JUGA: Di Wilayah Ini Kering Parah, Debit Air Menyusut 90 Persen
Di antaranya, Desa Sawahan, Belah (Donorojo), Kalipelus, dan Katipugal (Kebonagung).
''Belakangan, Desa Widoro yang masuk kategori I ikut-ikutan mengajukan permohonan distribusi air bersih,'' katanya kepada Jawa Pos Radar Pacitan.
BACA JUGA: Warga Makin Sulit Dapat Air Bersih
Pujono melanjutkan, 19 desa di sepuluh kecamatan lainnya masuk kategori kering kritis.
Kekeringan melanda 33 dusun. Hanya Kecamatan Nawangan dan Tegalombo yang belum mengajukan permintaan air bersih.
Meski begitu, Pujono memastikan air bersih terus didistribusikan sampai keadaan kembali normal.
''Bahkan, di beberapa desa, pengiriman air bersih dilakukan sampai malam,'' ungkapnya.
Pujono menuturkan, hujan dalam beberapa hari terakhir ternyata belum banyak berpengaruh terhadap masyarakat.
Resapan air dalam tanah belum mencukupi. Debit air di sejumlah sungai pun belum menunjukkan grafik peningkatan.
''Meskipun sudah turun hujan, beberapa titik sumber air belum keluar airnya,'' ujarnya.
Pihaknya memprediksi bahwa kekeringan terus terjadi sampai awal November.
Sangat mungkin desa yang dilanda krisis air bersih bertambah. Meski demikian, BPBD memastikan anggaran distribusi air bersih Rp 100 juta masih mencukupi.
''Kalau kurang, nanti kami minta pengajuan tambahan ke BPBD provinsi,'' ucap Pujono. (her/c18/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Bulan Kering, Akhirnya Truk Air Datang
Redaktur & Reporter : Natalia