SETELAH cukup lama berkarir di televisi, Meutya Hafid kini melanjutkan kiprahnya di dunia politikPerempuan kelahiran Bandung, 3 Mei 1978, tersebut mengawali karir politiknya dengan masuk Senayan
BACA JUGA: TNI Bantu Angkutan Mudik
Hal itu terjadi setelah mantan reporter stasiun televisi yang pernah diculik dan disandera di Iraq selama tiga hari tersebut terpilih sebagai anggota DPR melalui pergantian antarwaktu (PAW).Meutya menjadi wakil rakyat dari Partai Golkar sebagai pengganti almarhum Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia pada 21 Maret lalu
BACA JUGA: Hari Ini, Anggodo Hadapi Vonis Majelis
Jadi, dia memenuhi persyaratan PAW."Alhamdulillah, terima kasih atas ucapannya," kata Meutya setelah dilantik menjadi anggota DPR di Jakarta kemarin (30/8)
BACA JUGA: BPOM Awasi Isi Parcel Tak Berlabel
Ketika itu, penulis buku 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Iraq tersebut berpasangan dengan calon wali kota (cawali) Dhani SetiawanSayang, pasangan yang diusung Partai Golkar tersebut kalah dalam pilkada Binjai pada 12 Mei lalu.Meutya membenarkan bahwa proses lima bulan PAW memang memakan waktuNamun, proses itu dijalaninya dengan kesibukan yang padatApalagi, dia disibukkan persiapan pilkada Binjai"Tapi, komunikasi dengan partai waktu itu lancar sehingga sebenarnya tidak ada kendala," ujarnya.
Meutya mungkin ditempatkan di Komisi II DPRDi komisi bidang pemerintahan dan pemilu itu pula selama ini Burhanudin Napitupulu bernaungNamun, Meutya belum memastikan"Belum final kok, MasMungkin hanya beberapa hari di situ," katanya.
Meski begitu, dia menyerahkan kepada Fraksi Partai GolkarHanya, jika boleh memilih, mantan presenter Metro TV tersebut ingin ditempatkan di komisi I yang membidangi masalah media, informasi, luar negeri, dan pertahanan"Tapi, kan bergantung posisi lowongnya di manaUntuk saat ini, ayo saja lah di komisi mana," ucapnya lantas tertawa(bay/c7/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Haposan: Saya Diperas Susno
Redaktur : Tim Redaksi