jpnn.com - MILAN - Dua laga besar bakal dijalani Barcelona pekan ini. Setelah kontra AC Milan di San Siro dalam matchday ketiga fase grup Liga Champions dini hari nanti, Barca " sebutan Barcelona " akan menjamu Real Madrid di jornada kesepuluh Primera Division (26/10).
Banyak yang berasumsi Barca akan menerapkan skala prioritas. Dengan kata lain, klub asal Catalan itu lebih menitikberatkan El Clasico (lawan Real) ketimbang laga di San Siro. Maklum, di klasemen sementara Primera, Barca yang memuncaki klasemen sampai jornada kesembilan hanya unggul tiga angka (25-22) dari Real. Di antara kedua raksasa Spanyol itu ada Atletico Madrid (24 poin).
BACA JUGA: Fokus Lawan Dortmund, Wenger Lupa Ultah
Di sisi lain, di Liga Champions, posisi Barca relatif aman. Dengan poin sempurna dari dua laga (6 poin), skuad Gerardo Martino masih memuncaki klasemen sementara grup H. Posisi kedua ditempati Milan (4 poin), disusul Ajax Amsterdam (satu poin), dan Celtic FC (0 poin).
Tapi, benarkah? Benarkah Barca lebih memprioritaskan el clasico? Direktur Olahraga Barca Andoni Zubizarreta dengan tegas membantah. Zubi, sapaan akrab Zubizarreta, menyatakan bahwa Barca menganggap lawan Milan sama pentingnya dengan El Clasico.
BACA JUGA: Battle of RED Jadi Reuni Timnas Piala Asia 2007
"Selalu waktu yang tepat bertemu Milan, terlepas sebelum atau sesudah El Clasico. Kami tidak bertemu Milan selain di Liga Champions. Jika Anda bertanya kepada kapten tim kami, Carles Puyol, lawan Milan adalah kesempatan melawan salah satu tim terbaik," tutur Zubi kepada Mundo Deportivo.
Intensitas pertemuan melawan Milan, enam kali dalam dua musim terakhir, dianggap Zubi menjadikan laga di San Siro jelas bukan pemanasan . Apalagi dalam laga terakhir akhir pekan lalu (19/10), Barca mengantongi modal kurang bagus alias ditahan 0-0 Osasuna.
"Kami akan menghadapi sebuah tim hebat, tim yang sangat mengenal permainan kami. Karena itu, kami harus menunjukkan performa terbaik," jelas kiper Barca saat dipecundangi Milan 0-4 dalam final Liga Champions 1994 tersebut.
Pengalaman musim lalu menjadi pelajaran berharga. Barca dipaksa menyerah dua gol tanpa balas di leg pertama babak 16 besar (20/2). "Laga kali ini memang tidak terjadi dalam fase knockout, tapi kami harus meraih kemenangan kandang apabila ingin menguasai grup," jelas Zubi lagi.
Sementara dari kubu tuan rumah, kapten tim Riccardo Montolivo menyatakan timnya tidak harus melakukan strategi konservatif seperti menumpuk banyak pemain di pertahanan (parkir bus) untuk mengalahkan Barca. Kalaupun harus bertahan, lanjut Montolivo, itu lebih karena gaya bermain kebanyakan klub Italia memang cenderung defensif.
"Seperti AS Roma, mereka memuncaki liga karena hanya kebobolan satu gol. Kemenangan kami atas Udinese (1-0, 19/10, Red) juga karena cara bertahan yang bagus," kata Montolivo seperti dilansir Sky Sport Italia.
BACA JUGA: Pesimistis Kaka Bisa Bantu Milan Kalahkan Barca
"Yang pasti, kami harus siap bekerja keras sampai 100 menit sekalipun. Bermain dalam laga seperti ini selalu memberikan Anda motivasi ekstra," imbuh gelandang berdarah Jerman tersebut. (dns/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkat Raketmu!
Redaktur : Tim Redaksi