Selain itu, lebih dari 80 orang terluka saat tentara Syria berupaya membongkar blokade jalan yang didirikan massa saat berdemonstrasi anti pemerintah
BACA JUGA: Stok Mineral Langka di Dasar Samudera Pasifik
Organisasi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan bahwa 800 ribu massa terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut."Para korban luka dirawat di dua rumah sakit di Kota Hama," ungkap Ketua Organisasi Nasional untuk HAM Ammar Qurabi saat dihubungi Agence France-Presse dari Nicosia, Siprus, kemarin (6/7).
Qurabi menambahkan, tentara yang pro kepada Presiden Bashar al-Assad juga menyerang Rumah Sakit Al-Hurani di Kota Hama
Amnesti Internasional menuding otoritas setempat telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam proses penggerebekan berdarah atas demonstran anti pemerintah, yang meletus sejak pertengahan Maret lalu.
Sementara itu, Organisasi Pengawas HAM Syria mengungkapkan bahwa mayat salah seorang korban dalam operasi militer Selasa lalu dibuang di Sungai Assi, Hama
BACA JUGA: Emas-Perak Rp 4,3 Triliun Ditemukan di Laut Florida
Sungai tersebut dikenal karena arusnya yang deras"Sejumlah penduduk siap mati untuk mempertahankan kota (Hama) daripada membiarkan tentara pemerintah masuk ke wilayah mereka," tutur Rami Abdel Rahman, kepala Organisasi Pemantau HAM Syria, di Kota London
BACA JUGA: Kuil India Simpan Harta Rp 189 Triliun
"Warga tidur di jalan dan mendirikan karung-karung pasir serta menggunakan ban bekas untuk memblokir serangan tentara," tambahnya.Aktivis lain menyatakan bahwa warga Hama sebetulnya menggelar aksi damai "100 persen"Di kota tersebut 500 ribu orang ambil bagian dalam aksi jalanan anti Presiden AssadDepartemen Luar Negeri (Deplu) AS mendesak pemerintah Syria untuk menarik pasukannya dari Hama dan kota-kota lainnyaDeplu AS juga menegaskan, tidak ada bukti bahwa aksi demonstrasi itu tidak berjalan damai.
"Kami terus mendesak supaya pemerintah Syria segera menghentikan intimidasi dan penangkapan atas demonstran dan menarik pasukannya dari Hama serta kota-kota lainnyaPemerintah harus mengizinkan rakyatnya mengekspresikan pendapatnya dengan bebas agar transisi demokrasi berjalan damai," seru Juru Bicara Deplu AS Victoria Nuland saat menyuarakan sikap pemerintah AS(AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yingluck Janjikan Kabinet yang Lebih Terbuka
Redaktur : Tim Redaksi