Mahender (51) yang kebangsaan India sedang menunggu keputusan pengadilan federal di Central Islip,sementara istrinya, dihukum 11 tahun penjara dengan denda USD 25.000 (sekitar Rp 230 juta) di pengadilan yang sama.
Awalnya korban dijanjikan bekerja di AS pada 2003 dengan gaji USD 200 (sekitar Rp 1,84 juta) per bulan
BACA JUGA: Obama-Hillary Makin Kompak
Namun belakangan, Samirah dan Enung mengalami berbagai siksaan mulai dari naik turun tangga 150 kali sekuatnya, dipaksa makan cabe pedas sedikitnya 25 dalam satu kali makan, kemudian dipukuli, kemudian disiram air panasKorban ditemukan setengah telanjang oleh warga AS didepan Dunkin Donuts Jericho pada pukul 6 pagi Minggu 13 Mei 2007 dengan badan penuh luka dan memar dan mengumamkan kata-kata “master” (majikan) dan keinginan ingin pulang
BACA JUGA: Malaysia Bangun Listrik Bawah Laut
Varsha dan Mahender adalah pemilik pabrik parfum internasional dan jaringan distribusi
Pelaku yang berkebangsaan India didakwa dengan 12 perkara termasuk menganiaya dan menyiksa serta dikenai pasal mengenai perbudakan modern
BACA JUGA: Jatuh ke Tangan Oposisi, Singapura Hancur
Pengadilan masih menunda memutuskan mengenai kompensasi yang harus dibayar pada korbanJaksa penuntut menuntut pasangan yang disebut New York Post sebagai pasangan monster ini senilai USD 1,1 juta.Jubir Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu keputusan pengadilan untuk Mahender“Masih menunggu keputusan pengadilan atas laki-lakinya,” ujarnya di Jakarta.
Faizasyah menambahkan bahwa Departemen Luar Negeri terus mengikuti proses persidanganPendampingan dilakukan oleh Konjen RI di New YorkSementara apakah pihak Deplu akan menuntut kompensasi seperti kasus Sulati denga Rozina Ali, Faiza menilai menyerahkan sepenuhnya pada keinginan korban.
“Nanti kita ikuti keinginan dari korban, yang jelas keputusan pidana sudah penuhi prinsip-prinsip keadilan dari korban,” imbuhnya.(iw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fokus Urusi Yayasan Kemanusiaan
Redaktur : Tim Redaksi