jpnn.com - JAKARTA - Permintaan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti supaya Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri diikutsertakan dalam diklat Raider TNI di kawasan Batujajar, Bandung, dinilai sebagai bentuk ketidakpercayaan diri korps bhayangkara.
Demikian disampaikan Ketua Setara Instuitut, Hendardi, dalam siaran persnya, Senin (27/7). Selain itu, permohonan Kapolri tersebut juga menunjukkan bahwa paradigma polri belum berubah pasca reformasi internal kepolisian.
BACA JUGA: Pentolan ICW Penuhi Panggilan Bareskrim untuk Diperiksa
Padahal, kata Hendardi, fungsi kedua institusi tersebut berbeda, Kopassus TNI didesain untuk berperang dan pertahanan sedangkan Brimob didesain untuk pengamanan.
"Polri tampak tidak percaya diri dengan sistem pengembangan SDM yang dimilikinya. Jika pola ini tidak berubah maka harapan menjadikan Polri sebagai polisi sipil akan semakin jauh," kata Hendardi.
BACA JUGA: KPK Minta Praperadilan Bupati Morotai Ditunda
Dia menyebutkan reformasi Polri selama ini baru menyentuh aspek kelembagaan saja. Sedangkan reformasi pada tataran konseptual, cara pikir, dan kinerja masih sama dengan masa lalu. Karena itu dia meminta Komandan Jenderal Kopassus menolak permintaan Kapolri tersebut.
"Danjen Kopassus harus menolak permohonan Kapolri tersebut, agar prinsip-prinsip penyelanggaraan negara tetap sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Konstitusi dan perundang-undangan. Saya setuju dengan Kapuspen TNI Fuad Basya yang melalui media sudah menyatakan penolakannya," tambah Hendardi.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Taufiqurrahman Khawatir Anggota Legislatif Diperlakukan seperti KY
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy Minta Bos Instansi Jangan Hukum PNS yang Telat Ngantor
Redaktur : Tim Redaksi