Minta Jatah Wagub, PDIP Tuntut Ahok Tak Ajukan Sarwo Handayani

Selasa, 04 November 2014 – 05:25 WIB

jpnn.com - KEBONSIRIH – Makin banyak saja musuh politik bagi pelaksana tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di DPRD DKI. Selain Gerindra, statemen keras kini dilontarkan kader-kader PDIP yang memprotes rencana Ahok menunjuk mantan Deputi Gubernur DKI, Sarwo Handayani sebagai wakil gubernur nantinya.

Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Jhony Simanjuntak menyatakan, wagub adalah jabatan politik yang tidak bisa seenaknya diberikan kepada pejabat karir atau birokrat. Menurut dia, kursi wagub menjadi jatah PDIP dan Gerindra yang dulu mengusung Jokowi-Ahok saat pilgub 2012 lalu.

BACA JUGA: Pemprov DKI Endus Pelanggaran di Kecelakaan Jembatan TIM

Jhony menilai sangat tidak elok jika Ahok menunjuk Sarwo Handayani sebagai wakilnya. Dia meminta Ahok bersikap arif dan mendengarkan saran dari parpol yang dulu mengusungnya menjadi wagub.

’’Kan Ahok bisa jadi gubernur karena PDIP dan Gerindra. Jangan menjadi seperti kacang yang lupa kulitnya,’’ katanya.

BACA JUGA: Udar Beber Alasan Gandeng BPPT di Proyek TransJakarta

Meski demikian, dia menegaskan bahwa FPDIP DPRD DKI tetap mendukung Ahok menjadi gubernur. Hanya saja, Ahok harus bisa menjaga etika politiknya. Jangan sering mengumbar pernyataan yang membuat suasana menjadi gaduh. ’’Apalagi menyangkut soal wagub. Itu sangat sensitif,’’ terang dia.

Lebih jauh Jhony menjelaskan, sepintar atau secerdas apapun Ahok memimpin DKI, dia tetap sangat membutuhkan dukungan partai politik. Sebab, anggota DPRD berasal dari partai. ’’Kepala daerah dan DPRD adalah mitra. Oleh sebab itu, harus saling bersinergi,’’ katanya.

BACA JUGA: MenPAN-RB Blusukan ke Tanah Abang, Pegawai Pontang-panting

Hal senada dikatakan oleh Ketua Fraksi Gerindra Abdul Ghoni. Dia mengatakan, posisi wagub merupakan jatah partai pengusung yang tidak bisa dihibahkan begitu saja kepada siapa pun tanpa persetujuan partai pengusung. ’’Ahok jangan besar hati dulu, dia juga belum tentu dilantik sebagai gubernur,’’ kata dia. Sebab, Fraksi Gerindra masih menunggu fatwa Mahkamah Agung tentang keabsahan pelantikan Ahok sebagai gubernur.

Sementara itu, Ahok menegaskan bahwa pilihannya tetap Sarwo Handayani. Alasan dia, Yani –sapaan Sarwo Handayani-- memiliki kualitas dan pengalaman dalam membangun DKI. Yani dinilai berhasil membangun karir birokratnya mulai dari bawah hingga saat ini menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2).

Posisi kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI pun pernah digengam Yani. ”Aku pilih Ibu Yani,” ujar Ahok singkat seraya tersenyum kepada wartawan.

Saat melantik Yani sebagai anggota TGUP2 pada Jumat lalu (31/10), Ahok juga mengutarakan alasannya memilih Yani sebagai wagub baru. Di hadapan seluruh pejabat yang hadir saat pelantikan, dia tak henti-henti memuji anak buahnya itu.

Menurut Ahok, dia berhak memberikan apresiasi terhadap PNS DKI yang memiliki prestasi membanggakan dengan posisi wagub. ”Kami ingin memberikan kesempatan kepada PNS yang berprestasi untuk posisi special (wagub),” kata dia yang disambut tepuk tangan para pejabat DKI.

Yani yang dikonfirmasi terkait peluangnya menjadi Wagub DKI yang baru hanya menjawab singkat. Jawabannya pun masih tetap sama dengan sebelumnya.

Bagi dia, seorang PNS menyerahkan sepenuhnya kepada atasannnya untuk ditempatkan di manapun, termasuk menjabat sebagai wagub. ”PNS itu ditempatkan di manapun selalu siap,” kata dia singkat. (riz/fai/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Kadishub DKI Beber Kegagalan Lelang Proyek TransJakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler