JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan, munculnya wacana memberhentikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Presiden RI di tengah jalan merupakan wacana sesat dan menyesatkan di sebuah negara demokrasi.
"Dalam negara demokrasi, kritikan itu sehat karena bertujuan untuk membangun dan perbaikanTetapi, kalau jalan pikirnya akan memberhentikan Presiden di tengah jalan, saya pikir itu sesat pikir demokratis atau gelap mata," kata Anas di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/10).
Menurut Anas, selama satu tahun pemerintahan SBY memang ada momentum untuk melakukan sebuah evaluasi
BACA JUGA: Dilarang Sita Buku, Kejagung Pasrah
Itu tidak saja dilakukan oleh Presiden kepada para menterinya yang sudah sesuai dengan kontrak kinerja"Namun menjadikan momentum evaluasi sebagai pintu masuk untuk mewacanakan pemberhentian Presiden SBY oleh pihak-pihak yang kurang puas terhadap kinerja pemerintahan, itu tidak kontekstual dan menyesatkan," tegasnya.
Lebih jauh Anas mengingatkan masyarakat kita saat ini sudah semakin pintar dan mayoritas masyarakat yang berpendidikan spirit nasionalismenya sudah jauh lebih tinggi dan masyarakat tahu capaian kinerja pemerintahan sudah di jalur yang benar.
"Kalau dibilang khawatir?, maka saya jawab tidak khawatir
BACA JUGA: Inilah Daftar Kegagalan SBY Versi Petisi 28
Kalaupun ada yang mengungkapkan itu kan kalangan minor saja dan dukungannya saya yakin kecil sekali baik dari sisi ketokohan maupun tingkat grassroot," pungkasnya.Sebelumnya, ekonom Rizal Ramli mengaku telah bertemu dengan sejumlah tokoh nasional di PP Muhammadiyah
BACA JUGA: Penulis Buku Merasa Merdeka
(fas/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Perbaiki Infrastruktur Wasior
Redaktur : Tim Redaksi