Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H
BACA JUGA: SBY Tambah Hutang di Akhir Masa Tugasnya
Legowo mengatakan, berdasar analisa Tim Harga Minyak Indonesia (THMI), even utama yang bisa membuat harga minyak kembali bergejolak adalah pertemuan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) di Wina, Austria, pada pertengahan bulan iniHal lain yang menurut THMI juga berpotensi mendorong harga minyak adalah disetujuinya paket stimulus sebesar USD 787 miliar oleh Senat Amerika Serikat (AS) yang dapat menggerakkan perekonomian dan berdampak terhadap meningkatnya permintaan energi di AS.
Selain itu, saat ini pasar juga mulau khawatir mengenai kemungkinan terganggunya suplai minyak mentah dari Nigeria akibat serangan kelompok militan di wilayah Niger Delta
BACA JUGA: Indonesia Incar Investasi Bidang Elektronika
"Juga adanya penghentian sementara pengoperasian sejumlah unit PLTN Jepang untuk pemeliharaan berkalaSebelumnya, pengamat perminyakan yang juga mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai potensi gejolak harga minyak terkait dengan pertemuan OPEC yang akan segera dilaksanakan
BACA JUGA: Ekspor Bakal Turun Drastis
"Bisa jadi ada gejolak sesaat," ujarnya.Maizar mengatakan, rendahnya harga minyak saat ini jelas tidak menguntungkan negara-negara petro dolarSebab, selama ini negara-negara juragan minyak ini perekonomian dan anggarannya sangat tergantung pada minyak.
Menurut informasi yag didapat Maizar dari para petinggi OPEC, kartel minyak tersebut kemungkinan akan kembali memangkas produksi minyak untuk menurunkan pasokan dan mengurangi stok dunia, sehingga harga bisa kembali naik"Mereka tidak puas dengan tingkat harga saat ini," ujarnya.
Dalam perdagangan kontrak utama di New tork Mercantile Exchange (Nymex) akhir pekan lalu, minyak jenis light sweet crude untuk pengiriman April diperdagangkan pada harga USD 45,52 per barel atau naik USD 1,91 per barel dibandingkan perdagangan hari sebelumnya(owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siap Ekspor Beras Premium
Redaktur : Tim Redaksi