MIPI Gelar Kick-Off Prominent Leaders Academy Program, Bahtiar Ulas Tantangan Masa Depan

Selasa, 06 Juni 2023 – 18:20 WIB
Dirjen Polpum Kemendagri yang juga Ketum MIPI Bahtiar di acara Kick-Off Prominent Leaders Academy Program di Menara Peninsula Hotel, Jakarta, Selasa (6/6). Foto: MIPI

jpnn.com - JAKARTA – Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) terus bertekad untuk memperkuat kapasitas pemimpin muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Upaya itu dilakukan, salah satunya dengan menggelar Kick-Off Prominent Leaders Academy Program di Menara Peninsula Hotel, Jakarta, Selasa (6/6).

BACA JUGA: MIPI Luncurkan Buku Etika Pemerintahan, Mahfud MD Mengapresiasi, Simak Kalimatnya

Kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Polpum Kemendagri) serta Ford Foundation.

Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri MIPI Muhammad Abdullah Darraz dalam laporannya menyampaikan, digelarnya agenda ini bermula dari refleksi yang dilakukan oleh para pegiat MIPI mengenai kondisi Indonesia di usianya yang ke-100 tahun.

BACA JUGA: MIPI: Masyarakat Berhak Menyoroti DCS Legislatif untuk Pemilu 2024

Diketahui, 2045 mendatang atau di usianya yang ke-100, Indonesia diprediksi bakal memiliki potensi bonus demografi, yakni sebanyak 70 persen penduduknya merupakan usia produktif.

“Hal ini di satu sisi merupakan potensi yang luar biasa. Namun di sisi lain apabila bonus demografi tidak dimanfaatkan secara baik dan maksimal, maka akan membawa ekses yang tidak kecil. Bahkan akan menjadi bencana demografi,” katanya.

BACA JUGA: Webinar MIPI Bagikan Pemahaman Ilmu Pemerintahan, Menghadirkan Prof Ngadisah

Darraz menjelaskan, potensi terjadinya bencana demografi itu dipicu oleh merebaknya persoalan besar seperti kemiskinan, kualitas kesehatan yang rendah, stunting, hingga angka pengangguran yang meningkat.

Oleh karena itu, kata dia, para generasi Z dan milenial memiliki peran sebagai penentu arah bangsa di masa mendatang.

Menurut Darraz, para generasi tersebut nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Generasi itu juga terus disiapkan untuk menjadi generasi emas di masa depan.

“Maka MIPI menganggap penting bagaimana menyiapkan generasi milenial, generasi Z ini, bagi masa depan Indonesia, terutama kepemimpinan Indonesia di 2045. Bagi MIPI itu adalah suatu keharusan, suatu tanggung jawab sejarah yang harus dilakukan,” katanya.

Dalam sambutannya, Dirjen Polpum Kemendagri yang juga Ketua Umum MIPI Bahtiar mengatakan, sejatinya upaya mempersiapkan generasi muda untuk Indonesia Emas 2045 merupakan tanggung jawab pemerintah, baik pusat dan daerah.

Namun, dia tak memungkiri, karena banyaknya tantangan yang perlu diatasi, upaya mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin di masa depan juga perlu didukung oleh pihak terkait, tak terkecuali oleh MIPI.

Di lain sisi, Bahtiar mengungkapkan, di masa depan tantangan yang harus dihadapi bangsa cukup banyak.

Tantangan tersebut bukan hanya dalam memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia, melainkan juga memastikan agar para pemimpin bangsa pada 2045 memiliki wawasan kepimimpinan global.

“Karena tidak mungkin kita hidup sendiri di 2045. Kita juga tetap harus berinteraksi dengan penduduk dunia lainnya. Tidak ada satu pun negara di dunia yang mampu hidup sendiri tanpa sokongan negara lain,” ujar Bahtiar.

Pada kesempatan itu, Bahtiar kembali menekankan kepada seluruh pegiat organisasi kemasyarakatan untuk mempersiapkan diri menghadapi Indonesia Emas 2045. Dia mengimbau agar para generasi muda betul-betul meningkatkan kapasitasnya. Hal ini sebagai bentuk menghindari adanya potensi kegagalan dalam mengoptimalkan peran generasi emas.

Dirinya mencontohkan, sejumlah negara diketahui mengalami kegagalan dalam memanfaatkan potensi generasi produktif. Kondisi itu juga ditambah dengan meningkatnya kasus dan angka kriminalitas di kawasan itu. Bahtiar mewanti-wanti agar kondisi tersebut dapat dijadikan pelajaran oleh generasi muda di Indonesia.

Bahtiar menuturkan perkembangan demokrasi yang dirasakan bangsa Indonesia terus mengalami pergerakan dinamis. Hal tersebut perlu didukung dengan penguatan iklim demokrasi di segala lini, termasuk dari organisasi kemasyarakatan.

Oleh karena itu, Bahtiar mengapresiasi adanya penguatan demokrasi, yang salah satunya terwujud dari sejumlah konten podcast di Youtube. Hal itu, kata dia, bakal memperkaya gagasan yang bisa mendukung penguatan iklim demokrasi.

“Intinya adalah persoalan demokrasi hari ini adalah soal demokratisasi ide. Orang sudah mulai takut berdebat dengan dosennya. Kenapa takut debat dengan dosennya? Karena mungkin dia (mahasiswa) kurang membaca,” beber Bahtiar.

Pada acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) MIPI Baharuddin Thahir dengan jajaran perwakilan organisasi pemuda di Indonesia.

Upaya itu diharapkan dapat semakin meneguhkan kesiapan para pemuda dalam mengatasi tantangan kepemimpinan di masa depan. (sam/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler