PACITAN - Potret dunia pendidikan kini makin miris di daerah. Seperti yang terlihat di SDN 04 Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan Jawa Timur. Kondisinya memprihatinkan. Sekolah yang terletak di Dusun Sidorejo, Desa Karanggede, tersebut hanya dihuni selusin siswa.
Terdiri atas kelas I tiga siswa, kelas II empat siswa, kelas V satu siswa, dan kelas VI empat siswa. Sementara itu, kelas III dan IV tidak memiliki siswa seorang pun.
Meski hanya memiliki 12 siswa, mereka tidak leluasa belajar. Sebab, ruang kelas mereka terbatas. Kelas I dan II berada di satu ruang yang dibatasi dengan papan triplek. Kelas V dan VI menempati ruangan tersendiri.
Kepala SDN 04 Karanggede Bidjan Whoso menyatakan, pada 1992, jumlah siswa di sekolahnya mencapai lebih dari 50 anak. Hanya, saat itu kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan di rumah penduduk. Sebab, SDN 04 Karanggede belum memiliki bangunan sendiri.
"Gurunya yang PNS juga hanya satu ketika itu, yaitu kepala sekolah,'' ucapnya.
BACA JUGA: Waduh Murid Merana, Jumlah Guru PNS Berkurang
Bidjan mengungkapkan, seiring berjalannya waktu, jumlah siswa di SDN 04 Karanggede terus menurun. Misalnya, sejak dia ditunjuk untuk memimpin sekolah itu pada 2013, tidak ada satu pun peserta didik baru yang mendaftar. Kondisi tersebut kemudian terus berlanjut hingga 2014.
"Mendapatkan peserta didik baru cukup sulit karena harus bersaing dengan sekolah lain,'' katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan bahwa umumnya, sekolah-sekolah yang kurang murid adalah sekolah swasta. Terutama sekolah-sekolah yang tidak terakreditasi. Jika begitu, konsekuensinya kembali pada sekolah yang bersangkutan.
BACA JUGA: PGRI Minta TPG Dibayarkan Bulanan, Bareng Gaji
"Sekolahnya mau diteruskan atau tidak," ujarnya.
Untuk sekolah negeri, lanjut dia, sekolah yang kekurangan murid mungkin masih dijumpai di sekolah dasar. Namun, itu terjadi pada daerah-daerah tertentu saja. Kekurangan siswa di sekolah dasar negeri tidak disebabkan siswa pindah ke sekolah swasta, tapi jumlah komunitas atau siswa di sana memang kurang.
"Penduduknya yang kurang, bisa terjadi karena keberhasilan KB," ungkapnya. Jika hal tersebut terjadi, sekolah itu akan dilebur atau dimerger. (puj/her/c5/diq/flo/jpnn)
BACA JUGA: Larang Sekolah Kasih PR ke Siswa, Ini yang Disasar Pemkab Purwakarta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Diminta Fokus Tingkatkan Pendidikan untuk Anak Miskin
Redaktur : Tim Redaksi