jpnn.com, PROBOLINGGO - Saat ini ada sekitar 50 kepala keluarga yang tinggal di Dusun Kedung Miri Kabupaten Probolinggo, Jatim.
Warga di dusun itu harus melintasi sungai untuk demi melakukan aktivitas ekonomi dan pendidikan
BACA JUGA: Sudah Delapan Bulan Tunjangan Sertifikasi Tak Cair
Setidaknya ada 250 jiwa tinggal di dusun. Mereka bermata pencaharian sebagai buruh tani.
Setiap hari warga harus melintasi sungai dari Gunung Argopuro untuk pergi ke sekolah, ke pasar, bekerja hingga membawa hasil panen.
BACA JUGA: Dua Buaya Besar Muncul, Warga Sungai Selan Resah
Menurut Sri Wahyuni, warga Dusun Kedung Miri, jika sungai berarus deras, aktivitas warga langsung terhenti.
"Kami hanya bisa menunggu debit air semakin kecil," ujar Sri.
Dari pengamalan Sri saat dia pulang ke rumah pada malan hari, kondisi sungai besar.
BACA JUGA: Anak Yang Tertembak Itu Bercita-Cita Jadi Presiden
Dia terpaksa menginap di rumah saudaranya di tepian sungai
Ironisnya, jika pada pagi hari debit air sungai besar, puluhan siswa dari dusun ini terpaksa membolos sekolah.
Sementara itu, munurut Samsul Arifin, Kepala Dusun Kedung Miri, secara ekonomi warga di dusunya sangat jauh dari harapan.
Selain karena pekerjaan sebagai buruh tani, tidak adanya jembatan merupakan salah satu faktor terhambatnya ekonomi warga.
"Warga kami adalah korban janji-janji politik, dan berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan jembatan agar anak-anak bisa pergi ke sekolah tidak bertaruh nyawa," kata Samsul.(pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Doooor! Dikira Maling, Polisi Salah Tembak Anak Sendiri
Redaktur & Reporter : Natalia