Misteri Suara Dentuman di Malang, Simak Penjelasan BMKG

Kamis, 04 Februari 2021 – 18:06 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menerima laporan mengenai suara dentuman yang terjadi di sekitar kota itu pada Selasa malam (2/2) hingga Rabu dini hari (3/2).

Suara dentuman tersebut didengar warga dari sejumlah lokasi di Malang, Provinsi Jawa Timur.

BACA JUGA: Suara Dentuman di Malang Masih jadi Misteri

Merespons kejadian tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan bahwa dalam rentang waktu Selasa malam hingga Rabu dini hari tidak ada aktivitas gempa di Kota Malang.

"Suara dentuman tersebut tidak berasosiasi dengan aktivitas gempa bumi," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2).

BACA JUGA: Reaksi Komunitas Sarjana Hukum Muslim atas SKB Menteri Tito, Nadiem dan Yaqut

Lebih jauh Daryono menjelaskan, mengacu data BMKG, aktivitas petir banyak terjadi menjelang dini hari. Kondisi cuaca di sekitar Kota Malang menjelang dini hari juga terpantau hujan.

Tercatat beberapa aktivitas petir terjadi di sejumlah lokasi, seperti Blitar, Kandangan, Lawang, Mojokerto dan Kota Malang.

BACA JUGA: AKBP Aminullah Bicara Fakta, Polisi Tidak Melakukan Penangkapan terhadap Laskar FPI

Berdasarkan penjelasan Daryono, sumber bunyi bisa berasal dari shockwave, seperti meteorit yang meluncur dengan kecepatan supersonik, gunung api, longsoran berskala luas, gempa yang sangat dangkal dan petir dengan kondisi cuaca tertentu bisa menimbulkan suara dentuman.

"Kami melacak aktivitas petir yang ada di Malang dan sekitarnya, kami mendapat data-data valid bahwa dentuman bergelombang berasosiasi dengan aktivitas petir," beber Daryono.

Walakin, masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir dengan suara dentuman tersebut.

Fenomena ini menurutnya bisa saja terjadi mengingat kondisi cuaca hujan yang terjadi di Malang.

Menyikapi kondisi cuaca saat ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada agar terhindar dari risiko dengan cara mengidentifikasi bahaya, kerentanan dan kapasitas sekitar dalam lingkup keluarga.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler