Sekitar 50 warga Weru Kompleks Paciran mendatangi kantor kecamatan setempat untuk menuntut pemerintah mengatasi masalah tersebutAksi tersebut merupakan kelanjutan aksi serupa pada Sabtu pekan lalu yang berlangsung di Desa Weru Kecamatan Paciran
BACA JUGA: Pasca Gempa, Sanitasi dan Air Buruk
Saat itu warga sempat meluapkan emosinya dengan membakar ban bekasMenurut dia, harga mitan di pantura Lamongan hingga mencapai Rp 6.000 per liter
BACA JUGA: Eksekusi Asad Tertunda Lagi
Itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang hanya Rp 3.250 per literBACA JUGA: 5 Mahasiswa Dipukuli Polisi
Sebab, di dua daerah tersebut mitan bisa dijual sangat mahal karena sudah tidak ada pasokan mitan lagi dengan adanya konversi gas''Mitan yang dilarikan ke luar Lamongan jumlahnya cukup banyakSetiap pedagang bisa membawa sekitar 200 liter setiap hari, sedangkan jumlah pedagang itu mencapai ratusan orang,'' ungkapnya.Akibat kasus tersebut, ujar dia, warga pantura Lamongan menjadi sangat dirugikanSebab, jatah mitan mereka menjadi berkurangItupun dengan harga yang sangat melambung.
Wakil Ketua DPRD Lamongan, Husnul Aqib menyatakan keprihatinannya atas masalah yang tak kunjung terselesaikan tersebut''Harus ada tindakan tegas dari pemkab maupun PertaminaSelain itu, segera merealisasikan program konversi mitan ke gas di wilayah itu,'' tegasnya.
Sedangkan Kabag Perekonomian Pemkab Lamongan, Nuroso mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Pertamina untuk menindak agen dan pangkalan mitan yang menaikkan harga di atas HET''Ada indikasi agen mitan ada yang menjual di atas HET, sehingga harga mitan menjadi melambung,'' tuturnya.
Selain itu, pihaknya meminta masyarakat melakukan pengawasan terhadap pembelian mitan''Kami sudah mengeluarkan aturan, pembeli dari Lamongan harus diprioritaskanDitandai dengan menunjukkan KTP Lamongan saat membeli mitan,'' terangnya(aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua PN Medan Terancam Dipecat
Redaktur : Auri Jaya