JAKARTA - Niat PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) menggeber initial public offering (IPO) sudah bulatManajemen tidak akan membuang peluang dan merapatkan barisan agar hatajan tersebut terbentang pada penghujung 2012 mendatang
BACA JUGA: PPh Badan UKM Maksimal 3 Persen
Karenanya, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) sedang pasang kuda-kuda dengan merampungkan sebanyak 3000 menara sebelum rencana go public itu dilancarkan“Posisi saat jumlah manara sudah menyentuh angka 800 unit
BACA JUGA: Perhatian Pemda Bidang Ketenagakerjaan Dinilai Rendah
Dan, pas pelaksanaan IPO nanti jumlahnya sudah mencapai 3.000 unit,” tukas Edy Irianto, Direktur Utama Mitratel, di Jakarta, Rabu (20/7).Dengan terus menambah jumlah unit menara yang dimiliki, manajemen berharap saham Mitratel nantinya lebih dapat diterima pasar saat benar-benar melakukan IPO
BACA JUGA: Stok Bahan Pokok Aman Hingga Lebaran
Manajemen akan tetap fokus skema penguatan pada segala sektor lini bisnis inti.Karena itu, guna merealisasikan penambahan unit yang cukup signifikan itu, pihak manajemen telah mengalokasikan dana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar Rp 2,5 triliunNilai itu dianggarkan dari kas internal, equity call dari induk usaha dan juga pinjaman perbankan“Baru saja kami mendapatkan fasilitas pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 1 triliunIni semuanya untuk mendukung kebutuhan Capex tadi, sekaligus untuk persiapan rencana IPO,” imbuh Edy.
Dengan terus menambah jumlah unit menara yang dimiliki, pihaknya bakal memperkuat dan mendobrak daya saing dengan perusahaan-perusahaan kompetitor di industri sejenis yang telah melakukan IPO lebih dulu, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Dana segar dari BRI itu telah disiagakan guna menambah 1.672 unit menara baruDana itu akan dipakai baik dari proses akuisisi maupun pembangunan baruSecara umum manajemen bertekad untuk melakukan penambahan menara baru rata-rata 300 unit per bulanDengan fasilitas pinjaman itu maka secara keseluruhan BBRI telah mengalokasikan plafon kredit untuk Telkom Group sebesar Rp 6,8 triliunMaklum, jauh sebelum bersepakat dengan Mitratel, pihak BBRI telah lebih dulu menyepakati plafon pembiayaan sebesar Rp 5 triliun untuk Telkom dan Rp 800 miliar untuk Telkomsel
“Pinjaman ini kami dapatkan dengan jangka waktu enam tahun, termasuk grace period (masa pembayaran pokok pinjaman) selama satu tahun,” ucap Edy(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejutan di Bursa Saham Berlanjut
Redaktur : Tim Redaksi