BACA JUGA: BRTI Tengahi Sengketa Dua Operator
Buktinya, ratusan orang menyimak saat pendiri Grup Lippo itu tampil dalam Investor Summit and Capital Market Expo 2008 di Ritz-Carlton, Jakarta, kemarin (26/11).Beberapa kali peserta seminar Investor Success Story memberi aplaus
BACA JUGA: BUMN Bakal Jadi Backbone
Pengusaha kelahiran Malang, Jatim, pada 12 Mei 1929 tersebut mengawali kisahnya dengan mengajak investor menatap masa depan lewat masa lalu
BACA JUGA: Pasar Modal Indonesia Butuh Investor Jangka Panjang
''Pada 1958 saya punya keinginan menjadi bankerSaat itu, ayah saya bilang, kamu terlalu mengkhayalWong kamu ini miskin, bagaimana bisa jadi orang bank,'' kenang MochtarDi masa kecilnya, tutur dia, pegawai bank memang identik dengan orang kaya.
Mochtar muda bergemingTekadnya jadi banker sudah bulat dan mantap''Saya lantas sadar bahwa bisnis bank itu bukan jual-beli uang, tapi jual-beli kepercayaanUntuk jadi banker itu, tak harus kaya dulu,'' tuturnya disambut sorak peserta.
Namun, dia mengingatkan para pelaku industri jasa keuangan agar tak hanya mengejar keuntunganSebab, bisnis bukan hanya masalah laba, tapi juga relasi sosial dan kontribusi sosial ke masyarakat''Di tangan orang yang hanya ingin mencari keuntungan, bank akan jadi bencana bagi masyarakat,'' ujarnya
Dia menegaskan bahwa dalam situasi krisis, sikap kolektif dan mengutamakan kepentingan nasional mutlak diperlukan untuk menyelamatkan Indonesia''Sebagai investor, tidak menjual saham seenaknya sendiri itu cinta negaraSebagai nasabah bank, tidak melakukan rush (penarikan dana besar-besaran) itu cinta negaraTak spekulasi dolar juga cinta negara,'' beber ayah James Riady dan Stephen Riady tersebut.
Lalu, bagaimana Mochtar memandang krisis saat ini? Menurut dia, keliru jika para investor panik dan menarik portofolionya di bursa saham maupun surat berharga''Kalau saya punya uang banyak, pasti sudah beli saham,'' ujarnya setengah bercanda.
Dia menilai, saat ini harga saham terdiskon sangat murah''Ada saham blue chips yang PER-nya di bawah 5 kali, masih baik kita beliKalau saya punya uang, pasti saya beli,'' katanya.
Mochtar menilai, saat ini penanganan krisis harus difokuskan dulu ke sektor keuanganDia beralasan, perekonomian global dibangun di atas tiga pilarPertama, industri jasa, yang mendominasi hingga 70 persenDari jumlah tersebut, industri perbankan dan finansial menyumbang 50 persen''Itu yang sekarang kolaps,'' jelasnyaSedangkan pilar kedua dan ketiga adalah industri properti dan otomotif
Karena itu, bukan tanpa alasan jika penanganan krisis difokuskan pada sektor finansial''Kalau pasar modal tidak diselamatkan, efeknya menjalarBank anjlok, rupiah juga akhirnya bermasalah,'' tuturnya.
Mochtar punya filosofi menarik soal ketahanan diri dalam berinvestasiAgar kebal dan terhindar dari krisis, kata dia, sebenarnya kunci utamanya adalah melakukan ekspansi secara cermat ketika masih berjaya''Kita tidak bisa ofensif kalau tidak punya sistem defensif yang bagus,'' jelasnya(eri/owi/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stimulus Fiskal Harus Tepat Sasaran
Redaktur : Tim Redaksi