jpnn.com - jpnn.com - Dua pemuda pembobol ATM BRI di areal RS RK Charitas, Lampung yang ditangkap warga pada 25 Januari lalu membuat pengakuan mengejutkan.
Erwin, 27, warga Lampung dan Nami, 22, warga Sukabumi, Jawa Barat mengaku aksi mereka ini bukan yang pertama kalinya.
BACA JUGA: Pengakuan Pelaku Gesek ATM Sendiri 40 Kali, Saldo Tetap
Kali ini aksi ketiga dengan tujuan menguras uang di mesin ATM di wilayah Kota Palembang.
Sebelum ini, dia pernah beraksi di ATM RSMH Palembang. Tepatnya pada 13 Januari 2017.
BACA JUGA: Modus Baru, Gesek ATM Sendiri Tapi Saldo Tak Berkurang
“Waktu itu sama Anton dan Salman, Nami tidak ikut,” katanya seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini.
Diungkap Erwin, yang mengajaknya beraksi di Palembang adalah Anton dan Salman. Dia dijemput di bandara.
BACA JUGA: Pembobol ATM Asal Peru Berencana Aksi di Jakarta
Menurut ayah satu anak ini, Anton memiliki teman seorang sopir jurusan Palembang-Lampung. Jadi tiba di Palembang, langsung dijemput temannya. Dan mereka memulai aksi hanya bermodal obeng dan beberapa kartu ATM.
“Pada aksi pertama, Nami tidak ikut karena kita belum kenal,” ujarnya.
Dalam beraksi, Erwin sebagai eksekutor. Sedangkan Anton dan Salman bertugas mengawasi situasi dan kondisi sekitar mesin ATM yang akan dibobol.
“Saya lupa sudah dapat berapa puluh juta di ATM di RSMH. Tapi uangnya sudah habis di bagi rata dan foya-foya,” bebernya.
Sukses pada aksi pertama membuat mereka ketagihan. Anton kembali mengajaknya beraksi di Palembang. Dipilihlah tanggal 25 Januari lalu. Malam sebelum keberangkatan ke Palembang, Erwin mengajak Nami, yang baru tiga hari dikenalnya di sebuah diskotek.
Mulanya, Nami menolak pergi karena tidak pernah naik pesawat. Nami lalu dicecoki sabu-sabu. Mereka pun sempat ketinggalan pesawat karena telat bangun pagi.
“Rencananya berangkat pukul 06.00 WIB, karena ketiduran jadi kami berempat ketinggalan pesawat. Terpaksa minta kepada sepupu Nami untuk beli tiket pesawat lagi,” tuturnya.
Saat terbang, keempatnya masih dalam kondisi setengah fly. Mereka tidak tahu tiba pukul berapa. Hanya tahunya tiba di bandara langsung dijemput teman Anton.
Kawanan ini lalu mampir ke sebuah minimarket bahan bangunan untuk membeli obeng. Setelah itu, Erwin dan Nami langsung beraksi di mesin ATM dekat minimarket itu.
“Dapat Rp15 juta,” ucapnya.
Tugas Nami mengawasi dan menutupi aksi Erwin dalam bilik ATM. Sedang Anton dan Salman, kedua teman Erwin yang juga dari Lampung mengawasi di luar bilik. Di sana, mereka sukses mendapatkan Rp15 juta. Uang itu disimpan Erwin dalam dompetnya.
“Modal kami cuma kartu ATM dan obeng kecil,” ungkap Erwin. Mereka lalu keliling Palembang mencari tempat lain. Tak tahu dibawa ke mana oleh teman Anton. Tahunya mereka kemudian berhenti di RS RK Charitas.
Di sana, Erwin dan Nami serta Anton dan Salman kembali beraksi. Apes, aksi Erwin dicurigai seorang perawat. Pengaduan perawat ke security di sana akhirnya membuat aksi mereka gagal dan keduanya tertangkap.
Uang Rp15 juta diduga hilang saat Erwin diringkus warga. Kemugkinan dompetnya jatuh. Dari empat kartu ATM miliknya, ATM BCA yang paling banyak isinya, Rp40 juta. “Tapi saya tidak tahu masih ada saldonya atau tidak,” cetus dia
Pasalnya, yang pegang buku rekening ATM itu si Anton. Bahkan, yang buat tabungan dan ATM itu juga Anton. Erwin hanya diberi kartu ATM dan nomor pinnya saja. Karena itu dia tidak tahu apakah uangnya masih ada atau tidak dalam tabungan tersebut. Anton dan Salman tidak pernah sukses saat beraksi sendiri karena dalam tiap kali aksi komplotan ini, eksekutornya adalah Erwin.
“Belajarnya dari internet. Setelah coba-coba, ternyata berhasil dan jadi ketagihan karena dapat uang banyak,” ungkapnya. Kawanan ini pernah beraksi di Jakarta, tapi tidak pernah berhasil.
“Kami pilih ATM BRI karena paling mudah,” cetusnya. Dengan obeng, aksi kawanan ini bisa-bisa menyebabkan mesin ATM error atau mati. Sementara saldo dalam tabungan tidak berkurang. Tapi, uang terus keluar.
Erwin mengaku baru satu bulan ini mereka beraksi. Baru di Jakarta dan Palembang. Di Lampung belum pernah mencobanya. Tapi, setelah tertangkap seperti sekarang, dia mengaku menyesal. Dia kasihan melihat Nami yang ikut terseret dalam kasus ini.
“Padahal dia baru selesai wisuda Agustus 2016. Dia jadi korban kami,” beber Erwin. Katanya, usai keluar dari penjara, Erwin ingin kembali jadi sopir angkot, profesinya semula. “Saya tobat, kasihan anak dan istri. Karena uang, saya lupa mereka,” tandasnya. Selama ditahan, dia sudah dijenguk istrinya.(wly/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 WNA Pembobol ATM Diringkus Polisi
Redaktur & Reporter : Budi