jpnn.com, JAKARTA - Bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang dipamerkan di pameran GIICOMVEC pekan lalu masih menggunakan genset.
Sebab, sampai saat ini di Indonesia masih belum ada infrastruktur pengisian baterai (charging).
BACA JUGA: Pesan Penting Moeldoko untuk Semua Anggota HKTI
"Seharusnya memang tidak menggunakan genset. Namun, di pameran tidak ada infrastruktur pengisian baterai. Charging baru bisa dilakukan di pabrik saja. Genset hanya untuk keperluan pameran atau untuk darurat di jalan saat uji coba," jelas Jenderal TNI (Purn) Moeldoko selaku penggagas Bus Listrik MAB, Rabu (7/3).
Selain terkendala infrastruktur, jelas Moeldoko, tegangan listrik yang dibutuhkan untuk mengisi dayanya belum bisa dipenuhi dari listrik rumahan yang maksimal hanya 220 volt.
BACA JUGA: Indonesia-Selandia Baru Tingkatkan Kerja Sama Pariwisata
"Charge-nya kan voltasenya 380 dan ada kayak stabilizer-nya gitu. Tapi perumahan kan cuma 220 maka nggak bisa," tutur Moeldoko.
Namun, hal ini sudah dipikirkannya. Dirinya akan mengupayakan infrastruktur untuk pengisian baterai kendaraan listrik tersedia di Indonesia.
BACA JUGA: Moeldoko Pengin Bangun Pabrik Baterai untuk Bus Listrik
Sebab, menurutnya ini harus dilakukan karena bus listrik adalah kendaraan massal masa depan.
"Ke depannya harus pakai yang asli. Untuk saat ini kan infrastrukturnya belum ada. Kalau kita saling tunggu menunggu nggak ada yang lompat ya gimana lagi nggak jalan-jalan. Namun, nanti Indonesia harus punya infrastruktur ini. Karena ini transportasi massal masa depan," jelasnya.
Namun, kendala ini tidak akan terjadi saat bus listrik ini terealusasi mengaspal di lingkungan Bandara Soekarno Hatta.
Sebab, bandara internasional ini sudah siap dengan infrastrukturnya.
"Kalau untuk bandara Soekarno Hatta tidak akan terjadi kendala. Karena beroperasinya masih di dalam lingkungan bandara sehingga pihak Angkasa Pura II akan mempersiapkan infrastrukturnya di beberapa titik," tambah Moeldoko.
Bus listrik MAB ini disokong mesin penggerak tipe electrical motor permanent magnetic synchronous motor.
Mesin diklaim mampu menghasilkan tenaga sebesar 200 kw pada 268 hp dan torsi maksimal 2400 Nm pada rotasi 1.200 rpm hingga 3.000 rpm.
Baterai yang digunakan adalah Lithium Fero Phosphate dengan menggendong energi sebanyak 576 V450 Ah dengan kapasitas 259.2 kwh, dan berat 2290 kg. Pengisian daya sampai baterai penuh membutuhkan waktu hingga tiga jam.
Dengan kondisi baterai penuh, Maxvel dapat menempuh jarak 250 km, dengan kapasitas penumpang hingga 60 orang, bus listrik rakitan lokal ini mampu berlari 70 km per jam. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Listrik Produksi PT MAB Digunakan pada Asian Games 2018
Redaktur & Reporter : Ragil