jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal Purn Moeldoko melantik Pengurus Provinsi HKTI Jawa Tengah periode 2018-2023 di Gedung Perdamaian Semarang, Jateng.
Di hadapan pengurus baru HKTI Jateng yang dipimpin Drs Kholiq ini, Moeldoko menegaskan organisasi HKTI harus mampu menjadi solusi bagi petani dan pertanian Indonesia melalui karya-karya nyatanya.
BACA JUGA: Perkuat Politik Pangan, HKTI Gelar ASAAFF 2018
"Kalau Kabinet Presiden Jokowi adalah Kabinet Kerja, HKTI adalah Kabinet Berkarya.... berkarya, berkarya, berkarya," tegas Moeldoko dalam pidatonya.
Moeldoko mengungkapkan, berhubungan dengan petani ini tidak hanya cukup bicara, tapi harus mampu menunjukkan bukti.
BACA JUGA: HUT ke-45, HKTI Gelar Kejuaraan Tinju dan Lomba Cipta Lagu
Menurutnya, melakukan sesuatu secara nyata dimaksudkan agar HKTI bisa dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh rakyat.
"Jadi jangan hanya diskusi, rapat, seminar, dan lain-lain. Berbuatlah dan mulai dari yang kecil tapi penuh determinasi dan semangat besar. HKTI harus berkarya. Bukan hanya ngomong, tapi buktikan. Mana barangnya, mana buktinya. Karena itu kita buat demplot dimana, setelah demplot bagus baru undang petani," tuturnya.
BACA JUGA: Jadi Ketua HKTI Gorontalo, Ini Janji Nelson Pomalingo
Pesan lain yang disampaikan Moeldoko adalah HKTI harus memahami pertanian secara luas. Tugas HKTI bukan hanya menggeluti bidang pangan seperti padi, jagung, dan kedele saja.
Namun, juga meliputi hortikultura, perkebunan, tanaman hias, perikanan darat, peternakan, dan sebagainya. Untuk itu, Moeldoko berpesan agar seluruh insan HKTI terjun langsung ke lapangan dan berbuat sesuatu secara nyata. Hal ini selain untuk merasakan langsung kenyataan dunia pertanian di lapangan.
"HKTI hadir menjadi solusi bagi petani dan pertanian Indonesia. Tidak ada gunanya kita hanya bermodalkan spanduk, bendera, kaos dengan tulisan HKTI tetapi tidak menyentuh petani," ujar mantan Panglima TNI ini.
Moeldoko menjelaskan, agar menjadi solusi yang baik, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dunia pendidikan, lembaga riset dan development, social enterprise, pebisnis, dan lainnya.
"HKTI mengembangkan pertanian tidak cukup di on-farming tapi bagaimana setelah on-farming itu, yaitu mengembangkan sektor off farming. HKTI membantu memasarkan, mengemas, dan lainnya. HKTI juga menyediakan off-taker untuk produk pertanian," papar Moeldoko.
HKTI juga sudah mengembangkan bibit padi varietas M70D dan M400. M70D 7,4 ton per hektar. Varietas M400 hasilnya hanpir 11 ton per hektar dan rata ton per hektar bila menerapkan sistem operasi prosedur (SOP) yang baik.
"HKTI juga punya pupuk organik. Dengan pemanfaatan pupuk ini tanah rusak dan ekosostem berjalan. Saat ini di sawah tidak lagi ada cacing, kodok, ular, yang ada hanya satu, tikus. Kita kembalikan ekosistem tersebut. HKTI juga memiliki Brigade Anti Hama," tutur Moeldoko.
Moeldoko juga meminta HKTI melakukan pendampingan pada petani dengan transfer of technology (ToT), sehingga petani bisa menerapkan teknologi.
"Kami siap mitigasi dan mengatasi hama," ujar Moeldoko. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Penting Moeldoko untuk Semua Anggota HKTI
Redaktur & Reporter : Natalia