jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menggelar Asian Agriculture and Food Forum (ASAAFF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), 27 Juni-1 Juli 2018.
Kegiatan yang akan dihadiri perwakilan dari negara Asia itu bertujuan memperkuat politik pangan Indonesia.
BACA JUGA: HUT ke-45, HKTI Gelar Kejuaraan Tinju dan Lomba Cipta Lagu
Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menjelaskan, dari aspek politik, event itu diharapkan mampu memperkuat politik ketahanan pangan Indonesia.
Menurut Moeldoko, HKTI harus bisa memberikan kontribusi pada pemerintah bahwa persoalan politik pangan perlu dibenahi.
BACA JUGA: Pemerintah Garansi Iklim Investasi pada Tahun Politik
"Apakah dari hubungan pemerintah dan petani, cara distribusi, capaian distribusi, dan lain-lain. Harapan kami bisa menjadi trigger bagi politik pangan Indonesia," ujar Moeldoko, Kamis (15/3).
Moeldoko mengatakan, HKTI harus turut menjadikan Indonesia sebagai anchor dari kawasan ini.
BACA JUGA: Buah-buahan Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Warga NTB
"Secara aspek ekonomi, ASAAFF menjembatani petani terhubung secara global. Kegiatan ini juga menjadi ajang bussiness to business (b2b) sehingga akan menghasilkan sesuatu," kata Moeldoko.
Mantan panglima TNI itu menambahkan, ASSAAF juga bermanfaat dari sisi sosial budaya dan pariwisata.
Pasalnya, akan ada pameran makanan dari berbagai daerah dalam event tersebut.
"Kita memiliki 714 etnis. Ini jadi tujuan yang mana masing-masing etnis menampilkan makanan daerahnya sehingga dunia mengenal dan target akhirnya pariwisata," tutur Moeldoko.
Moeldoko juga berharap kegiatan itu memberikan awareness pada dunia bahwa persoalan food security sangat penting. Tidak saja tentang aspek ketersediaan, tapi juga sumbernya.
"Contohnya, enggak bisa tanam langsung bibit dari luar. Harus masuk karantina. Dicek lagi apakah bibit tersebut mengandung bakteri yang pada akhirnya jadi ancaman negara," jelas Kepala Staf Presiden (KSP) ini.
Selain itu, ASAAFF 2018 juga akan memberikan awards kepada inovator-inovator muda di bidang pertanian.
"Anak-anak muda bidang pertanian sangat inovatif. Salah satu contoh, mereka menyediakan drone untuk penyemprotan hama maupun pupuk. Sedang kami uji coba di Yogyakarta. Hasilnya cukup baik. Dari delapan liter yang bisa terbang, sekarang saya minta 20 liter. Nanti dengan 20 liter, akan makin lama terbang untuk penyemprotan," pungkas Moeldoko. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko Yakin NTB Bisa Menjadi Pusat Ekonomi Dunia
Redaktur & Reporter : Ragil