Moeldoko Pastikan Nasib Petani Karet Segera Meningkat

Rabu, 15 Mei 2024 – 07:23 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dalam kunjungan kerja ke perkebunan karet yang terletak di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Senin (13/5). Foto: KSP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menekankan pentingnya menaikkan taraf hidup dan ekonomi para petani karet di Indonesia.

Moeldoko mengatakan bahwa pesiden turut prihatin dengan kondisi petani karet. dAda ua isu yang dihadapi, yaitu penurunan harga serta produktivitas yang menurun.

BACA JUGA: Moeldoko Sebut Insentif Kendaraan Hybrid Menghambat Pertumbuhan Mobil Listrik

"Sempat ada kebijakan pemerintah untuk membeli hasil dari para petani karet, ini prihatin sekali,” ujar Moeldoko, dalam keterangannya, Rabu (15/5).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri karet, barang dari karet dan plastik turun 7,18 persen, dari Rp 16,6 triliun pada kuartal II/2022 menjadi Rp 15,85 triliun pada kuartal II/2023.

BACA JUGA: Suka Cita Petani Karet Sambut Bantuan dari Pemerintah

Moeldoko yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bekerja sama dengan PT. Mercu BioTech Nusantara untuk penggunaan teknologi mercu tap system.

Teknologi ini dapat menambah produktivitas karet hingga 300 persen. Selain itu, pemanfaatan teknologi tersebut dapat digunakan dalam segala cuaca.

BACA JUGA: Dukung Industri Pengolahan Karet, Bea Cukai Berikan 2 Izin Fasilitas KITE

“Saya yakin riset dan teknologi ini dapat membawa perubahan positif untuk para petani karet, hasilnya petani karet bisa segera kaya, ” ungkapnya.

Moeldoko berharap dengan dilaksanakannya pilot project penerapan teknologi mercu tap system di Tulang Bawang Barat, Lampung, ini dapat meningkatkan efektivitas.

Selain itu, efisiensi waktu produktivitas petani dan juga turut meningkatkan kesejahteraan para petani karet tidak hanya di Lampung tapi juga di wilayah lainnya.

“Nanti setelah hasilnya baik, petani jangan sampai salah jalan. Hasilnya untuk memperbaiki kondisi pertaniannya, yang tadinya tidak bisa beli pupuk, segera belikan," katanya.

Sementara itu, CEO Mercu BioTech Dato Sri Ahmad Sukimi mengungkapkan, alasan memilih Indonesia, dalam penerapan teknologi ini karena potensi ekonomi di masa depan.

“Kajian dari teknologi ini sudah 12 tahun, kami harap bisa bantu meningkatkan kesejahteraan para petani karet di Indonesia,” ungkapnya.

Dato Sri Ahmad menyampaikan bahwa teknologi ini tidak melukai pohon karet dalam proses penyadapannya.

Pihaknya pun siap membantu dalam penerapan teknologi tersebut serta sebagai pembeli (off-taker), bahkan harga beli lateks ini bisa jauh lebih tinggi dari saat ini.

“Kami harap penerapan teknologi ini tidak berhenti di Lampung, dan bisa segera diterapkan pada lahan-lahan perkebunan rakyat maupun milik pemerintah Indonesia," tuturnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler