jpnn.com - Perusahaan pialang berjangka Monex Investindo Futures optimis, pertumbuhan industri trading tanah air tahun ini akan jauh lebih baik dibanding tahun depan. Hal itu didasarkan pada membaiknya kondisi ekonomi global dan dalam negeri.
Bahkan, khusus untuk nasabah, perusahaan pialang dengan volume transaksi terbesar di Indonesia itu, menargetkan akan tumbuh di kisaran angka 20 – 30 persen, dari jumlah nasabah saat ini 30 ribu. ”Pertumbuhan ini tentunya seiring dengan peningkatan fasilitas yang kami berikan,” kata Head PR Monex Omegawati.
BACA JUGA: Inggris Minati Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Salah satu fasilitas yang disiapkan adalah tools bagi para nasabah. Khusus hal tersebut Monex menyiapkan aplikasi atau tools trading asal Denmark yang bernama Tradeworks. ”Ini semacam sistem autopilot bagi para trader. Yang tentu fungsi utamanya adalah membantu agar target yang diinginkan bisa tercapai,” jelas Head Office Educator Monex Iswardi Lingga.
Lebih lanjut Iswardi mengatakan, kegagalan utama dari para trader adalah perbedaan waktu antara Indonesia dengan Amerika Serikat atau Inggris. ”Ketika di sini malam, di sana kan siang. Nah itu berpengaruh sekali. Ketika kita tidur, kondisi pasar di sana sangat fluktuatif. Hal tersebut yang bisa dibantu penanganannya dengan aplikasi baru ini,” katanya.
BACA JUGA: Pertamina Kantongi Nilai Tambah USD 925 Juta
Dengan aplikasi baru ini juga, Iswardi mengajak trader tanah air melihat peluang yang sedang in di luar sana. Untuk saat ini yang tengah mendapat perhatian adalah isu british exit (brexit) atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.
Menurut Iswardi, apabila referendum yang dilaksanakan tanggal 23 Juni itu memutuskan Inggris keluar dari UE, maka dampak bagi perekonomian Indonesia tidak terlalu besar. Yang ada justru kurs rupiah akan berada dalam kecenderungan naik atau minimal stagnan. ”Kalau untuk melemah sepertinya kecil,” jelasnya.
BACA JUGA: BRI Menuju National Payment Gateway Terbesar
Dari isu global itu pula pria yang sudah berkecimpung belasan tahun sebagai educator trading tersebut mengajak para trader melihat peluang. ”Kalau mau jujur sih ya inginnya yang nggak ada gejolak seperti Inggris tetap di UE. Tapi sebagai trader, kita harus mampu melihat peluang sekecil apapun dari suatu peristiwa. Yang bisa dimainkan di sini adalah pertukaran nilai kurs mata uang,” jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, head to head perdagangan Indonesia dengan negara-negara di Uni Eropa pada Januari – April 2016 adalah sebagai berikut. Ekspor non migas Indonesia ke UE mencapai 4,62 miliar dolar AS atau 11,33 persen dari total ekspor non migas Indonesia ke seluruh negara di dunia.
Sementara nilai impor berada di angka 3,59 miliar dollar AS. (jpnn/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 34 Proyek Kelistrikan Mangkrak, Uang Triliunan Mubazir
Redaktur : Tim Redaksi