jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Moreno Soeprapto berharap generasi muda tidak terpengaruh paham radikal.
Menurut dia, persatuan bangsa akan terpecah jika generasi muda terpengaruh paham itu.
BACA JUGA: Generasi Muda Harus Bersihkan Dunia Maya dari Radikalisme
“Generasi muda bangsa ini harus mau melihat dan terus mengingat perjuangan-perjuangan para leluhur. Negara yang maju generasinya bisa menghargai nilai-nilai perjuangan para leluhurnya,” ujar Moreno di Jakarta, Jumat (27/10).
Pria kelahiran Jakarta, 4 November 1982 itu menambahkan, peringatan Sumpah Pemuda juga harus dijadikan sebagai momentum bagi generasi muda agar bangsa Indonesia ini tidak terpecah belah.
BACA JUGA: Generasi Muda FKPPI Berperan Sebagai Agen Perubahan
“Dulu itu tidak ada HP (telepon selular), tidak ada aplikasi grup WA dan sebagainya. Namun, mereka bisa kumpul di suatu tempat dan mereka bisa bilang dari berbagai macam suku mereka mengucapkan satu bahasa, satu bangsa yakni Indonesia. Itu bukan saja harus diingat tapi harus dihayati supaya bangsa ini tidak terpecah belah,” imbuhnya.
Putra pasangan mantan pembalap Tinton Suprapto dan Dewi Anggraini ini merasa bangga karena generasi muda cukup banyak dan mempunyai potensi sesuai bidang masing-masing.
BACA JUGA: Suhardi Ajak Generasi Muda Hilangkan Budaya Sharing Tanpa Saring
Untuk itu, dirinya mengajak para generasi muda Indonesia berperang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
“Seperti saya saat ini berjuang di bidang politik, ya. berperan di bidang politik. Teman-teman ada berjuang di bidang budaya, ya, berperan di bidang budaya. Teman teman yang muda ini kalau melihat orang itu bisa maju dan sukses jangan malah mau ‘menggoyang’ untuk dijatuhkan. Itu yang bisa membuat bangsa ini terbelah,” ujar politikus dari Partai Gerindra itu.
Dia menambahkan, kemajuan teknologi harus digunakan untuk memperkukuh persatuan bangsa.
“Karena dengan berkembangnya era digital yang pesat malah bisa digunakan kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah bangsa. Kalau sekarang ini bicaranya masih urusan ribut terus, mau dibawa ke mana pemuda Indonesia ini nantinya? Akhirnya karakter yang terbentuk, ya, menggoyang terus,” ujarnya.
Menurut dia, peran orang tua dan guru sangat penting guna memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya.
“Paling penting itu adalah peran orang tua dalam lingkup keluarga. Peran pemerintah juga harus mendukung itu. Salah satunya infastruktur. Gurunya juga diperhatikan kesejahteraannya. Di sekolah orang tua juga tidak dibebani beli buku yang bermacam macam. Kalau hal itu tidak diperhatikan mereka tidak peduli lagi dengan bangsa ini,” ujarnya
Menurut dia, pekerjaan rumah terbesar adalah pendidikan dan pengetahuan.
“Masalah pendidikan, di kota ada dunia maya, medsos, isu yang intinya memecah belah NKRI. Hal seperti itu jangan diteruskan. Itu bisa bahaya sekali,” ujar suami Noorani Sukardi ini. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Hari H, Moreno Soeprapto Gelar Siraman
Redaktur & Reporter : Ragil