MPR Bertemu dengan Dubes Negara Islam Bahas Pembentukan Majelis Syuro Dunia

Rabu, 08 Juni 2022 – 23:20 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memimpin rapat pimpinan MPR RI di Kompleks MPR RI, Jakarta, Selasa (7/6). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama pimpinan MPR RI lain akan mengadakan pertemuan dengan para duta besar negara sahabat pada Kamis (9/6) di Kompleks MPR/DPR/DPD RI.

Tujuannya adalah mematangkan pembentukan forum Majelis Syuro Dunia (World Consultative Assembly) yang merupakan gagasan dari MPR RI serta didukung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

BACA JUGA: Ketua MPR Bambang Soesatyo Tegaskan Butuh Kerja Bersama untuk Membumikan Pancasila

Untuk tahap awal, pembentukan forum Majelis Syuro Dunia rencananya melibatkan parlemen negara berpenduduk muslim yang menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Di antara 57 negara anggota OKI, setidaknya terdapat 9 yang memiliki sistem keparlemenan Lembaga Majelis Syuro, tetapi memberlakukan sistem dua kamar (bicameral).

BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Jenderal Andika yang Ikut Perkuat Industri Ketahanan Nasional

Sembilan negara tersebut yang akan dioptimalkan untuk bekerja sama membentuk forum Majelis Syuro Dunia.

Sebagai langkah awal, MPR RI akan memaksimalkan peran para duta besar dari sembilan negara tersebut sehingga tidak perlu secara langsung melakukan kunjungan kerja luar negeri ke setiap negara yang bersangkutan.

BACA JUGA: Bamsoet Dorong SDM Kuasai Iptek sebagai Pilar Pembangunan Bangsa

"Para duta besar dari sembilan negara tersebut yang akan hadir, antara lain, Duta Besar Oman H.E. Al Sayyid Nazar Al Julanda bin Madjid Al Said, Duta Besar Maroko H.E Quadia Benabdellah, dan Duta Besar Arab Saudi H.E Esam A.Abid Althagafi," ujar Bamsoet.

Hal itu dikatakannya seusai memimpin rapat pimpinan MPR RI di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (7/6).

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, kehadiran forum Majelis Syuro Dunia bisa memperkaya saluran komunikasi antarparlemen dari berbagai negara berpenduduk mayoritas muslim dunia.

Hal ini dilakukan untuk menyikapi isu dan persoalan yang dihadapi umat Islam.

Antara lain, di bidang perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi sekaligus memperkuat keberadaan berbagai organisasi parlemen Islam sejenis, seperti Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC).

"Ada lima alasan penting urgensi pembentukan forum Majelis Syuro Dunia. Pertama, isu dan persoalan umat muslim di suatu negara. Mengingat ikatan solidaritas keislaman begitu kuat antara umat Islam," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, kedua, setiap isu perlu didekati dengan formula kerja sama lembaga yang sesuai dengan isu tersebut.

Tidak mungkin semua isu hanya disikapi satu lembaga karena kapasitas setiap lembaga terbatas.

Ketiga, kerja sama antarlembaga dalam forum atau lembaga internasional harus menghasilkan penguatan kelembagaan bagi internal lembaga itu sendiri.

"Keempat, kerja sama antarlembaga dalam forum atau lembaga internasional diharapkan menghasilkan rekomendasi strategis yang bisa ditindaklanjuti lembaga itu di dalam negaranya sesuai tugas dan fungsi lembaga tersebut," ucapnya.

Kelima, kerja sama antarlembaga dalam organisasi internasional diharapkan dapat menguatkan kontribusi lembaga internasional yang sudah lama eksis dalam menyelesaikan persoalan umat Islam pada khususnya, dan persoalan global pada umumnya.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila menerangkan, selain menyikapi isu dan persoalan yang dihadapi umat Islam, antara lain, di bidang perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi, pembentukan forum Majelis Syuro Dunia juga memiliki tujuan khusus.

Di antaranya, membangun sinergi antar pemangku kepentingan yang terdiri atas aktor negara dan nonnegara hingga menyatukan wadah kerja sama majelis syura atau lembaga yang sejenis dengan lembaga eksekutif dan masyarakat sipil dari negara-negara anggota.

Pembentukan forum Majelis Syuro Dunia yang digagas MPR RI tersebut telah mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan.

"Di antaranya, Raja Arab Saudi King Salman bin Abdulaziz Al-Saud, Ketua Parlemen Arab Saudi Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, Ketua Parlemen Maroko Mr. Hakim Benchamach, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa, dan berbagai pihak lainnya," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler