MPR Dorong Perbaikan Ekonomi pada 2022 di Tengah Krisis Global

Rabu, 19 Januari 2022 – 22:15 WIB
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Menatap Ekonomi Indonesia 2022 yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu (19/1). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia harus memanfaatkan potensi di sejumlah sektor untuk menatap ekonomi Indonesia pada 2022.

Krisis global menjadi pelajaran menuju perbaikan ekonomi tahun ini.

BACA JUGA: Ketua MPR Dukung Generasi Muda untuk Manfaatkan Teknologi Informasi

"Ada optimisme dalam menatap perekonomian 2022 bila kita mampu melanjutkan kehidupan dengan norma-norma baru yang melahirkan kenormalan baru," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.

Hal itu dikatakan Lestari saat membuka diskusi daring bertema Menatap Ekonomi Indonesia 2022 yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu (19/1).

BACA JUGA: RUU TPKS jadi Inisiatif DPR, Wakil Ketua MPR Respons Begini, Silakan Disimak

Diskusi yang dimoderatori Dr. Radityo Fajar Arianto, MBA itu menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki, 

Dr. Muhammad Chatib Basri, S.E., M.Ec, Dr. Hendri Saparini, dan David Sumual sebagai narasumber.

BACA JUGA: MPR dan AAYG Bakal Perkenalkan Empat Pilar kepada Pemuda Internasional

Menurut Lestari, sebagai negara untuk mengatasi dampak pandemi dan bangkit kembali, kita harus menciptakan sinergi dan kolaborasi antara semua elemen bangsa.

Rerie, sapaan Lestari Moerdijat, menuturkan, upaya untuk mendeteksi sejumlah potensi yang kita miliki dan berbagai upaya antisipasi dari ancaman yang akan terjadi diharapkan membantu mempercepat perbaikan ekonomi tahun ini.

Apalagi, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu meminta masyarakat untuk optimistis dalam membangun dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mengungkapkan, saat ini, kita dihadapkan pada perkembangan ekonomi digital yang luar biasa.

Fenomena tersebut tidak bisa dikesampingkan begitu saja dan diharapkan mampu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki memperkirakan pemulihan sektor UMKM akan lebih baik pada 2022.

Sejumlah fondasi untuk pemulihan sudah diupayakan pemerintah seperti pinjaman modal dengan bunga ringan dan pembukaan sejumlah pasar baru bagi UMKM.

Saat ini, jelas Teten, sudah sekitar Rp 350 triliun atau 79,1 persen dari target dana yang sudah disalurkan untuk UMKM.

Jadi, Teten berharap pemulihan UMKM tidak sekadar kembali ke posisi sebelum pandemi, tetapi juga bisa tumbuh lebih baik lagi.

Teten memperkirakan, perempuan, anak muda, dan ekonomi hijau akan menjadi penggerak ekonomi di masa depan.

Teten menuturkan, upaya yang harus dilakukan selanjutnya adalah mendorong UMKM bergerak mengelola sektor riil agar cakupannya lebih luas.

Untuk merealisasikan langkah tersebut, menurut Teten, pemerintah memerlukan dukungan semua pihak agar UMKM bangkit.

Menteri Keuangan periode 2013–2014 Muhammad Chatib Basri mengungkapkan, sejumlah negara memiliki pola pemulihan ekonomi yang berbeda.

Sektor kesehatan dan vaksinasi, jelas Chatib, menjadi penentu dalam pemulihan ekonomi.

"Jadi, saat ini, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada kinerja Menteri Kesehatan dalam mengatasi problem kesehatan," ujarnya.

Di sektor riil, Chatib menyarankan agar rantai pasokan dalam perdagangan harus melakukan diversifikasi daerah tujuan ekspor untuk memperkuat sektor tersebut.

Chatib mengaku sulit memperkirakan besaran angka pertumbuhan ekonomi secara lebih terperinci tahun ini.

Sebab, masih ada sejumlah variabel yang tidak pasti seperti pandemi.

Founder dan Senior Ekonom Core Indonesia, Hendri Saparini memperkirakan kondisi perekonomian 2022 akan lebih baik daripada 2021.

Menurut dia, pada 2022, perekonomian Indonesia optimistis. Namun, Indonesia masih punya sejumlah pekerjaan rumah, sehingga optimisme itu sangat bergantung pada kemampuan bangsa ini menuntaskan pekerjaan rumah tersebut.

Hendri menilai, perekonomian kita didominasi ekonomi domestik lewat konsumsi rumah tangga dan pemerintah.

Meski begitu, sejumlah perubahan global, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok berpotensi memengaruhi pertumbuhan domestik.

Demikian pula, banyaknya kekhawatiran terhadap pandemi lewat kebijakan menekan mobilitas masyarakat.

Namun, pertumbuhan ekonomi sangat tergantung dari terjadinya mobilitas masyarakat.

Untuk mempertahankan dan mendorong pertumbuhan, Hendri menyarankan agar pertumbuhan ekonomi domestik dioptimalkan.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai perekonomian Indonesia saat ini masuk masa pemulihan lewat peningkatan demand konsumen.

Menurut David, pemulihan demand juga sudah terjadi di luar Jawa lewat boomingnya sektor komoditas. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler