jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA merespons positif rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang ingin merekrut prajurit TNI dari santri pondok pesantren (ponpes).
Sebab, santri memiliki pendidikan agama yang baik.
BACA JUGA: MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan, Mahasiswa Berperan Besar Tangkal Hoaks
“Saya ingat pada 2019, sekitar 13 lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta mendaftar TNI lewat jalur rohaniawan. Yang diterima enam orang,” kata Jazilul.
Jazilul menilai, hasil rekrutmen yang dilakukan sudah memenuhi standardisasi yang ditetapkan TNI.
BACA JUGA: Raih Penghargaan Anugerah Meritokrasi, MPR RI Tingkatkan Pembinaan ASN
“Jadi, begitu mendengar KSAD ingin merekrut santri, saya tidak kaget lagi karena anak santri dilirik TNI sejak dulu,” tambah Jazilul.
Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber dalam Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema TNI Rekrut Santri untuk Memperkokoh NKRI di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/12).
BACA JUGA: Pesan Wakil Ketua MPR RI untuk Pertahankan Ideologi Pancasila
Acara tersebut dihadiri narasumber Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies Dr. Khairul Fahmi serta para jurnalis.
Gus Jazil menjelaskan peran ulama, santri, dan ponpes yang telah berjuang meraih kemerdekaan Indonesia.
Kiprah para santri bersama ulama-ulamanya di era perjuangan juga terekam dalam sejarah bangsa.
Contohnya, aksi resolusi jihad pada 22 Oktober 1945.
KH. Hasyim Asy'ari menyerukan membela tanah air kepada para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagi penjuru Indonesia.
“Saya tekankan, nasionalisme dan cinta tanah air para santri jangan diragukan. Berkiprah di TNI akan menambah kemampuan santri dan menguatkan TNI,” tegasnya.
Gus Jazil mengingatkan santri di Indonesia agar merespons kepercayaan yang diberikan TNI dengan mempersiapkan diri.
Di antaranya, mengasah kemampuan fisik dan intelektual.
Santri yang direkrut menjadi TNI harus mampu mengomunikasikan agama sebagai sumber perdamaian.
Gus Jazil meminta santri untuk melek teknologi informasi dan digital.
“Sebab, di masa depan, tantangan berat bangsa ini bukan hanya perang fisik, tapi juga perang siber,'' ujar Gus Jazil.
Menurut Dr. Khairul Fahmi, yang diinginkan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman bukan hal yang baru.
Sejak masa perjuangan, kalangan santri bergabung menjadi laskar-laskar untuk membantu para pejuang melawan penjajah.
“Saat ini, di TNI, para santri yang masuk menjadi anggota mampu beradaptasi,” ujar Khairul.
Khairul menilai, KSAD merekrut santri itu untuk menguatkan TNI melalui nilai-nilai agama.
“Saya rasa keinginan TNI seperti itu mesti didukung dan diapresiasi," tutur Khairul. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi